Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tupperware Alami Bangkrut dan akan Ajukan Pailit, Ini Profil Perusahaannya

Reporter

Editor

Aisha Shaidra

image-gnews
Tupperware. shutterstock.com
Tupperware. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tupperware Brands dan anak-anak perusahaannya tengah bersiap mengajukan kepailitan akibat bisnis mereka merosot dan margin perusahaan tertekan. Perusahaan Amerika Serikat yang terkenal karena menjual wadah penyimpanan yang terbuat dari plastik itu telah berkiprah selama hampir 80 tahun, dan produk-produknya digunakan secara luas di Indonesia.

Menurut laporan Bloomberg pada Senin, 16 September 2024, Tupperware berencana mengajukan pelindungan pengadilan setelah melanggar ketentuan utangnya dan meminta bantuan penasihat hukum serta keuangan. Laporan tersebut mengatakan persiapan kebangkrutan dimulai setelah negosiasi berkepanjangan dengan para kreditur Tupperware atas utang lebih dari US$ 700 juta, atau setara Rp10,7 triliun dengan kurs saat ini.

Sebelum kabar kepailitan beredar, perusahaan itu telah berupaya membendung lesunya penjualan. Pada Agustus 2024, Tupperware mengatakan bahwa perusahaan tersebut menghadapi krisis likuiditas. Memang, Tupperware mengalami lonjakan penjualan singkat selama periode pandemi Covid-19, ketika orang-orang lebih banyak memasak di rumah dan banyak membeli wadah plastik kedap udara untuk menyimpan sisa makanan. Namun setelah itu, terjadi lonjakan pascapandemi terhadap biaya bahan baku penting seperti resin plastik, serta tenaga kerja dan pengiriman semakin menekan margin perusahaan.

Perusahaan tersebut mencatat aset senilai US$500 juta (Rp7,6 triliun) hingga US$1 miliar (Rp15,3 triliun) dan liabilitas senilai US$1 miliar - $10 miliar (Rp15,3 triliun - Rp153 triliun), menurut pengajuan kebangkrutan di Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Delaware. Berikut profil Tupperware, merek wadah makanan warna-warni yang siap menyatakan bangkrut.

Profil Tupperware
Tupperware didirikan pada 1946 di Leominster, Massachusetts, Amerika Serikat oleh ahli kimia Earl Tupper. Berkantor pusat di Orlando, Florida, AS, perusahaan ini memanufaktur produk persiapan, penyimpanan, penyajian untuk dapur dan rumah, serta produk kecantikan.

Mengutip dari situs resmi Tupperware, sang pendiri mendapat inspirasi membangun Tupperware saat membuat cetakan di pabrik plastik tak lama setelah Depresi Besar, peristiwa penurunan drastis tingkat ekonomi di seluruh dunia mulai 1929. Tupper merasa terdorong untuk merancang segel kedap udara untuk wadah penyimpanan plastik agar dapat membantu keluarga-keluarga menghemat uang dan tidak boros makanan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 1960-an, produk-produk Tupperware mulai dijual di Eropa, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Dari 1970-an hingga 2000-an, perusahaan itu melakukan perluasan katalog produknya, menjual wadah buah dan sayuran hingga tempat makanan bagi anak-anak.

Tupperware beroperasi di lebih dari 100 negara, termasuk di Indonesia. Produk-produknya mulai dipasarkan di Tanah Air sejak 1991 oleh salah satu distributor Jakarta. Menurut catatan terakhir Tupperware Indonesia, mereka telah memiliki 74 distributor yang tersebar di seluruh negeri.

Indonesia bahkan pernah menjadi pasar terbesar Tupperware pada 2013, menurut laporan The New York Times pada 2015. Angka penjualan di Indonesia tahun itu mencapai lebih dari US$200 juta dengan 250.000 distributor.

REUTERS berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Basuki Hadimuljono Soal Keppres Pemindahan Ibu Kota yang Belum Diteken Jokowi: Tanya Beliau

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terancam Pailit karena Utang Rp 8,79 Triliun, Ini Kinerja Keuangan Perusahaan Media Milik Keluarga Bakrie

3 hari lalu

Logo Viva Group (PT Visi Media Asia.Tbk). Wikipedia
Terancam Pailit karena Utang Rp 8,79 Triliun, Ini Kinerja Keuangan Perusahaan Media Milik Keluarga Bakrie

Empat perusahaan media keluarga Aburizal Bakrie memiliki utang pada 12 kreditur luar negeri sebesar Rp 8,79 triliun.


Damianus Renjaan Law Office : Ahli Waris Krama Yudha Menanti Putusan Kasasi

5 hari lalu

Kuasa Hukum Ahli Waris Pemegang Saham PT. Krama Yudha Damianus H. Renjaan saat diskusi podcast dalam program cakap cakap di Gedung Tempo, Jakarta Selatan, Jum'at, 19 September 2024. Dok. TEMPO
Damianus Renjaan Law Office : Ahli Waris Krama Yudha Menanti Putusan Kasasi

Putusan pailit oleh pengadilan dinilai janggal. Secercah harapan ada pada Mahkamah Agung.


Patra Logistik Digugat Pailit Tak Bayar Utang Rp528 Juta

14 hari lalu

Ilustrasi utang. Pexels/Mikhail Nilov
Patra Logistik Digugat Pailit Tak Bayar Utang Rp528 Juta

Kuasa hukum Putra Patra Utama, Tiur Henny Monica, mengatakan bahwa total tagihan yang harus dibayarkan Patra Logistik Rp528.294.510.


Terkini: Utang Perusahaan Media Milik Bakrie Rp 8,79 Triliun, Ekonom Sebut Kelas Menengah Rentan Jadi Miskin

14 hari lalu

Warga berbelanja di sebuah mall di Jakarta, Senin, 2 September 2024. Badan Pusat Statistik mencatat jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia pada 2024 sebanyak 47,85 juta jiwa atau turun dari tahun 2023 yakni sebanyak 48,27 juta jiwa yang setara 17,13 persen dari total penduduk Indonesia. TEMPO/Subekti
Terkini: Utang Perusahaan Media Milik Bakrie Rp 8,79 Triliun, Ekonom Sebut Kelas Menengah Rentan Jadi Miskin

Empat perusahaan media milik keluarga Aburizal Bakrie bisa terancam pailit. Sebanyak 12 kreditur menagih utang sebesar Rp 8,79 triliun.


Terancam Pailit karena Utang Rp8,79 Triliun, Ini Rincian Tagihan Kreditur ke 4 Perusahaan Media Milik Bakrie

15 hari lalu

Logo Viva Group (PT Visi Media Asia.Tbk). Wikipedia
Terancam Pailit karena Utang Rp8,79 Triliun, Ini Rincian Tagihan Kreditur ke 4 Perusahaan Media Milik Bakrie

Empat perusahaan media milik keluarga Aburizal Bakrie bisa terancam pailit.


Duduk Perkara PKPU 4 Perusahaan Keluarga Bakrie karena Utang Rp8,79 Triliun: Kronologi hingga Terancam Pailit

16 hari lalu

Logo Viva Group (PT Visi Media Asia.Tbk). Wikipedia
Duduk Perkara PKPU 4 Perusahaan Keluarga Bakrie karena Utang Rp8,79 Triliun: Kronologi hingga Terancam Pailit

Kuasa hukum dari 12 kreditur, Marx Andryan, mengatakan empat perusahaan milik keluarga Bakrie telah mengakui telah berhutang kepada kliennya.


Prahara Industri Tekstil: Panamtex Ajukan Pailit, Sritex Turun Drastis Pendapatannya

17 hari lalu

Suasana pabrik tekstil PT Sritex. Sritex.co.id
Prahara Industri Tekstil: Panamtex Ajukan Pailit, Sritex Turun Drastis Pendapatannya

Saat ini, perusahaan tekstil Panamtex mengajukan pailit. Sebelumnya Sritex mengakui pendapatannya turun drastis meski tak sampai bangkrut.


Fakta-fakta Tupperware Brands yang Bakal Ajukan Pailit, Hadapi Krisis Likuiditas

19 hari lalu

Tupperware. shutterstock.com
Fakta-fakta Tupperware Brands yang Bakal Ajukan Pailit, Hadapi Krisis Likuiditas

Perusahaan Amerika Serikat yang menjual wadah penyimpanan dari plastik Tupperware Brands dan anak-anak perusahaannya ajukan pailit. Apa sebabnya?


3 Hal yang Disinyalir Penyebab Tupperware Bangkrut

20 hari lalu

Tupperware. shutterstock.com
3 Hal yang Disinyalir Penyebab Tupperware Bangkrut

Tupperware dan beberapa anak usahanya mengajukan permohonan pailit


Tupperware Bangkrut, Ini Perjalanan Wadah Plastik dengan Garansi Seumur Hidup

21 hari lalu

Produk Tupperware (Tupperware.co.id)
Tupperware Bangkrut, Ini Perjalanan Wadah Plastik dengan Garansi Seumur Hidup

Rumah tangga Indonesia tampaknya akan kehilangan peralatan palstik berkelas Tupperware, yang dikenal karena garansi seumur hidupnya