Tentu saja perjuangan Alan Efendhi tak semudah yang dibayangkan. Ia menyadari belum bisa membuktikan. Warga diberikan bibit gratis saja belum tentu mau menanam dalam jumlah banyak. Warga tentu saja membutuhkan bukti, begitu menurut Alan.
“Tapi saya tetap optimistis, jika saya mulai 2014, nanti pada 2015 akan panen pertama. Saya harus bisa memulai membuat olahan yang bisa saya jual, tercetus ide membuat minumab kemasan masih sederhana belum dalam botol atau cup,” ujarnya.
Sebanyak 500 bibit aoe vera jenis sinensis itu ditanamnya di sekitar rumah dan pekarangannya. “Alasan saya menggunakan jenis atau varian aloe vera sinensis ini, karena jenisnya jumbo, dan bisa digunakan dalam industri kosmetik, farmasi, dan kuliner,” katanya.
Pemberdayaan masyarakat budidaya aloe vera di Jeruklegi, Katongan, Nglipar, Gunungkidul, DIY. TEMPO/S. Dian Andryanto
Setelah satu tahun dan mulai panen lidah buaya, Alan mulai pada tahapan berikutnya, membuat produk lanjutan. Ia membuat minuman aloe vera dalam bungkus plastik, diikat karet, dititipkan ke pedagang sayur keliling, warung-warung dan sekolah sekitar kampungnya. “Saya sudah bisa produksi, bisa jual ini dan rasanya enak. Setahu saya, pertama kali di Jogja, belum ada produk minuman dari hulu ke hilir,” ujar Alan.
Tantangan lain muncul. Produk minuman aloe vera miliknya punya daya tahan hanya tiga hari. “Jadi banyak yang retur, saya bertahan 3-4 tahun untuk proses ini sampai maksimal. Saya terus belajar dari kegagalan-kegagalan, terlebih saya belum ada mentor atau teman sejalan dengan apa yang saya lakukan, prosenya lama, maklum otodidak hanya belajar dari riset-riset di internet,” katanya.
Pada 2017, mulai Alan melakukan standar operating procedure (SOP), kemasannya disesuikan, izin produk industri rumah tangga (PIRT) pun diurusnya selain sertifikat halal. “Ruang produksi pun dirombak, dulu proses masih di lantai, ternyata harus di atas meja. Semua ini berkat dukungan dari Pemda Gunungkidul, saya difasilitasi sertifikat halal gratis,” ujar Alan, berkisah.
Pemda Gunungkidul baru mengetahui apa yang dilakukan Alan Efendhi setelah ia berusaha 3-4 tahun, bahwa di wilayah Gunungkidul ini ada potensi budidaya pengolahan aloe vera, meskipun pemasarannya masih lingkup lokal alias kelas dusun.
Selanjutnya: Rasane Vera Mulai Bertumbuhkembang