Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aftech Luncurkan Annual Members Survey 2024, Menyigi Tantangan Industri Fintech

Reporter

Editor

Aisha Shaidra

image-gnews
Ketua Aftech Budi Gandasoebrata berbicara mengenai peran AI untuk sistem pembayaran digital dalam diskusi
Ketua Aftech Budi Gandasoebrata berbicara mengenai peran AI untuk sistem pembayaran digital dalam diskusi "Casual Talk: Digital Payment Infinity" pada Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI KKI) di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Agustus 2024. Tempo/Mhd Rio Alpin Pulungan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) berkolaborasi dengan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meluncurkan Aftech Annual Members Survey (AMS) 2024 pada Rabu, 31 Juli 2024. Peluncuran ini sebagai bagian dari rangkaian Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI-CX) di Jakarta Convention Center. Sekretaris Jenderal Aftech Budi Gandasoebrata mengatakan, AMS 2024 merupakan inisiasi penting untuk memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi industri fintech.

“Industri fintech semakin fokus pada profitabilitas dengan strategi bisnis berkelanjutan, efisiensi operasional, dan pengembangan produk bernilai tinggi," katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis, 1 Agustus 2024.

Dia melanjutkan, komitmen pada prinsip governance, risk management, and compliance (GRC) dan penerapan prinsip environment, social, governance (ESG) membantu mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang. Semangat kerja sama dan kolaborasi dengan lembaga jasa keuangan lain dan pemerintah, kata dia menjadi upaya industri fintech dalam mengembangkan usaha. "Sekaligus meningkatkan inklusi dan literasi keuangan," tutur Budi.

Menurut catatan Aftech, kontribusi pertumbuhan industri fintech di Indonesia terpantau pada sejumlah aspek. Misalnya seperti peningkatan ekspansi bisnis, perbaikan nilai transaksi, maupun penyempurnaan tata kelola dan keamanan siber. 

Aftech AMS 2024 dengan tema Indonesia's Fintech Resurgence: A New Wave of Innovations and Possibilities ini fokus menyoroti peningkatan daya saing industri fintech nasional melalui penerapan prinsip GRC, akses terhadap pemerataan infrastruktur, dan iklim regulasi yang kondusif. Kemudian, juga menyoroti tren pengembangan sumber daya manusia, kesetaraan gender, serta penerapan prinsip ESG.

"AMS 2024 menangkap lanskap industri fintech di Indonesia yang kembali menunjukkan perkembangan positif pasca-tech winter dan di tengah volatilitas perekonomian global," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keungan Digital, dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Djoko Kurnijanto menyebutkan tantangan dan peluang inovasi teknologi sektor keuangan. Dalam mendukung ekosistem industri jasa keuangan yang inklusif dan berkelanjutan, kata dia OJK akan proaktif mendukung inovasi pelaku industri fintech. Dukungan tersebut dilakukan melalui penyusunan regulasi yang berkesinambungan.

“Tren industri fintech yang positif memerlukan kerangka regulasi yang kuat, sehingga dalam perkembangannya regulasi menjadi faktor penting dalam mendukung industri fintech untuk memastikan reputasinya dan meningkatan kepercayaan konsumen”, ujar Djoko. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh World Bank pada 2021, Indonesia mengalami talent gap di bidang digital dan membutuhkan 9 juta talenta digital hingga 2030. Namun demikian, Aftech AMS 2024 menangkap optimisme perusahaan fintech dengan mayoritas responden sebesar 73 persen yang percaya akan ada penurunan kesenjangan keterampilan talenta di masa depan.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, beragam produk dan layanan pada model bisnis yang berkembang di industri fintech berpeluang besar untuk dikolaborasikan. Baik sesama pelaku fintech maupun dengan layanan jasa keuangan konvensional serta pihak lainnya. 

Dengan sinergi dan kolaborasi yang tepat antara pemerintah, lembaga, serta asosiasi industri, menurut Erwin pengembangan teknologi keuangan digital dan infrastruktur penunjang akan mampu berkontribusi pada inklusi keuangan. "Misalnya, dengan menghadapi tantangan pada akses keuangan dan mendorong pertumbuhan yang optimal dalam mencapai digital payment infinity," kata dia.

Kinerja investasi fintech sebagai bagian dari penyedia layanan keuangan belum membaik. Berdasarkan Tracxn Geo Annual Report 2023, tren pendanaan fintech turun 22,3 persen sepanjang lima tahun terakhir. 

Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan, Arief Wibisono, memberikan pesan khusus kepada industri fintech. Dia berharap industri dapat mengoptimalkan inovasi teknologi dalam menghadapi tantangan serta memanfaatkan peluang ekonomi global.

Menurut dia, fintech menghasilkan berbagai produk dan produk dan produk dan inovasi penting dalam melayani berbagai kelompok, khususnya kelompok demografis generasi muda yang tech-savvy. "Sehingga dapat memberikan kontribusi positif serta berpotensi mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi," tuturnya. 

Pilihan editor: Airlangga Pamer Ekosistem dan Keuangan Digital RI di Depan Jokowi: Kemajuan Pesat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jalan Panjang Pemberantasan Judi Online, Mengapa Satgas Belum Tangkap Bandar Judinya?

1 hari lalu

Ilustrasi pemain judi online. Menteri Kordinasi Politik Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto mengungkap 164 wartawan terlibat judi online dengan analisis transaksi keuangan mencapai Rp1,4 miliar. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jalan Panjang Pemberantasan Judi Online, Mengapa Satgas Belum Tangkap Bandar Judinya?

Pemberantasan judi online membutuhkan perjalanan panjang. Walau berjuta situs diblokir, bisnis haram ini tetap merajalela di Indonesia.


Apa Kabar Pemberantasan Judi Online Setelah Ramai Dibincangkan Juli hingga Awal Agustus?

3 hari lalu

Bank Indonesia Solo bersama Pemerintah Kota Solo, Forkompimda, serta Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Solo Raya mencanangkan Gerakan Bersama #SoloAntiJudiOnline di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Minggu, 8 September 2024. Foto: Istimewa
Apa Kabar Pemberantasan Judi Online Setelah Ramai Dibincangkan Juli hingga Awal Agustus?

Ramai pada Juni hingga awal Agustus, perbincangan ihwal pemberantasan judi online menyurut dalam sebulan terakhir. Bagaimana kabarnya terkini?


Jumlah Utang Pinjol di Indonesia Tembus Rp 66,79 Triliun

43 hari lalu

Suasana penggerebekan kantor pinjaman online (pinjol) ilegal di Cengkareng, Jakarta Barat, 13 Oktober 2021. Saat melakukan penggerebekan, polisi mendapati puluhan karyawan yang sedang beraktivitas. Dok. Humas Polres Jakpus
Jumlah Utang Pinjol di Indonesia Tembus Rp 66,79 Triliun

OJK mencatat jumlah pembiayaan pinjol per Juni 2024 mencapai Rp 66,79 triliun.


Penipuan Online Kian Marak, Berikut Tips Hindari Penyalahgunaan Informasi Pribadi

47 hari lalu

Ilustrasi Penipuan. shutterstock.com
Penipuan Online Kian Marak, Berikut Tips Hindari Penyalahgunaan Informasi Pribadi

Masyarakat diimbau menghindari modus pencurian data pribadi yang sering disalahgunakan dalam penipuan online di industri layanan keuangan.


Aftech Nilai AI Bisa Cegah Penipuan Transaksi Pembayaran Digital

48 hari lalu

Ketua Aftech Budi Gandasoebrata berbicara mengenai peran AI untuk sistem pembayaran digital dalam diskusi
Aftech Nilai AI Bisa Cegah Penipuan Transaksi Pembayaran Digital

Aftech menyoroti salah satu kontribusi signifikan AI dalam pembayaran digital adalah untuk menekan angka penipuan.


Terkini: Kemenkeu Sebut RI Butuh Investasi Rp 6.445 Triliun untuk Bangun Infrastruktur 2020-2024, 7 Konsorsium Siap Bangun Perumahan ASN di IKN

19 Juli 2024

Foto udara suasana pembangunan jalan tol Bayung Lencir - Tempino (Baleno) Seksi 3 di Sebapo, Muaro Jambi, Jambi, Selasa, 2 Juli 2024. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) menyebutkan progres pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) penghubung Jambi dengan Sumatera Selatan sepanjang 33 kilometer itu telah mencapai 85,4 persen dan ditargetkan selesai pada Agustus 2024 atau molor satu bulan dari target sebelumnya. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Terkini: Kemenkeu Sebut RI Butuh Investasi Rp 6.445 Triliun untuk Bangun Infrastruktur 2020-2024, 7 Konsorsium Siap Bangun Perumahan ASN di IKN

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut, Indonesia butuh dana investasi senilai Rp 6.445 triliun untuk membangun infrastruktur sepanjang 2020-2024.


OJK Rancang Aturan Terbaru, Pinjol Bisa Beri Kredit Produktif hingga di Atas Rp 2 Miliar

19 Juli 2024

Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Rawpixel.com
OJK Rancang Aturan Terbaru, Pinjol Bisa Beri Kredit Produktif hingga di Atas Rp 2 Miliar

OJK berencana menaikkan batas pendanaan produktif lewat pinjol dengan nilai hingga di atas Rp 2 miliar.


GoTo Luncurkan Asisten Suara AI Dira, Klaim Pertama di Industri Fintech Indonesia

18 Juli 2024

Dira by GoTo AI yang digunakan untuk aplikasi GoPay (GoTo)
GoTo Luncurkan Asisten Suara AI Dira, Klaim Pertama di Industri Fintech Indonesia

Fitur ini diimplementasikan melalui Dira by GoTo AI yang digunakan untuk aplikasi GoPay.


GoTo Luncurkan Dira, Asisten Suara Berbahasa Indonesia Pertama di Industri Fintech

18 Juli 2024

Tampilan asisten Dira AI by GoTo di aplikasi GoPay . Dok. GoTo
GoTo Luncurkan Dira, Asisten Suara Berbahasa Indonesia Pertama di Industri Fintech

GoTo memperkenalkan "Dira by GoTo AI", asisten suara dalam Bahasa Indonesia berbasis AI yang saat ini dapat digunakan di aplikasi GoPay


OJK: Pendanaan P2P Lending untuk UMKM per Mei 2024 Capai 31,52 Persen

9 Juli 2024

Logo OJK. (ANTARA/HO-OJK)
OJK: Pendanaan P2P Lending untuk UMKM per Mei 2024 Capai 31,52 Persen

Komisioner OJK Agusman mengatakan target fase pertama pendanaan dari fintech untuk sektor UMKM adalah 30 hingga 40 persen.