Menurut Ibrahim, isyarat soal perekonomian Amerika Serikat lainnya menunggu karena para pedagang memangkas perkiraan penurunan suku bunga pada Maret nanti. “Pasar sekarang fokus pada data produksi industri dan penjualan ritel bulan Desember, yang akan dirilis pada hari Rabu,” kata dia.
Setiap tanda-tanda kekuatan ekonomi Amerika Serikat, khususnya belanja konsumen, memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama.
Ibrahim mengklaim bahwa para pedagang terlihat sedikit mengurangi taruhan mereka terhadap penurunan suku bunga bank sentral pada Maret. “Pasar melihat peluang 62,8 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, turun dari 66,1 persen yang terlihat sehari sebelumnya,” ucap analis itu.
Sementara di Asia, rilis Produk Domestik Bruto (PDB) Cina pada kuartal IV 2023 tumbuh sedikit lebih rendah dari perkiraan, yaitu sebesar 5,2 persen. Pertumbuhan ini melebihi target Beijing sebesar 5 persen pada tahun 2023. Namun, sebagian besar pertumbuhan ini didorong oleh dasar perbandingan yang lebih rendah dari tahun 2022.
Dari sisi internal, dalam pertemuan siang ini, Bank Indonesia menahan suku bunga acuan (BI Rate) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Januari 2024 di level 6,00 persen. Keputusan menahan suku bunga ini seiring dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas.
Pilihan Editor: Penerbangan AirAsia Langsung Lampung-Bali Resmi Beroperasi, Terbang 4 Kali Seminggu