Ketiga, adalah gelaran Pemilu 2024. Apabila Pemilu diselenggarakan dua putaran, kata Ibrahim, maka perputaran uang akan cukup masif.
Perputaran uang yang cukup besar ini nantinya akan memengaruhi konsumsi masyarakat. Nantinya, konsumsi masyarakat berpengaruh pada Produk Domestik Bruto (PDB). “Nah PDB yang cukup bagus nanti juga kemungkinan ditopang oleh data manufaktur di Indonesia yang kemungkinan masih di atas 50,” kata dia.
Ibrahim pun menyoroti cadangan devisa yang masih cukup bagus, sehingga rupiah sepanjang 2024 ini berkisar antara level Rp 14.500 hingga 15.800 per dolar AS.
Sementara dari segi negatifnya, perang yang masih berlangsung di Eropa dan di Timur Tengah dapat menyebabkan perlambatan ekonomi, yang nantinya berujung pada inflasi tinggi.
“Bisa saja bank sentral AS akan kembali mempertahankan suku bunganya, tidak menurunkan suku bunga. Nah ini yang ditakutkan oleh pasar,” kata Ibrahim.
Pilihan Editor: Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.129.000 per Gram