TEMPO.CO, Jakarta - Analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) kemungkinan besar akan berfluktuatif sepanjang tahun 2024.
“Rupiah bisa saja akan menyentuh di level Rp 15.800 per dolar AS, itu level pelemahan ya. Kalau misalnya level penguatannya itu di Rp 14.500 per dolar AS,” ujar Ibrahim ketika dihubungi Tempo, Minggu, 31 Desember 2023.
Menurut Ibrahim, setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan nilai tukar rupiah dapat mengalami penguatan.
Pertama, yakni suatu kemungkinan bahwa bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve alias The Fed bakan akan menurunkan suku bunga. “Ini pun juga di-aamiin-kan oleh beberapa analis,” tuturnya.
Di sisi lain, dia menyebut para Bank Sentral Eropa juga akan mengikuti bank sentral AS yang kemungkinan menurunkan suku bunganya. “Nah ini yang membuat indeks dolar kemungkinan akan kembali ke level-level 98, level terendah sebelum Covid-19,” kata dia.
Kedua, yakni neraca perdagangan Indonesia yang diklaim masih cukup bagus, harga-harga komoditas masih akan terus mengalami lonjakan. “Dan ini akan dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menggenjot ekspor komoditas, baik CPO, nikel, timah, bauksit, dan lain lain,” ucap analis itu.
Selanjutnya: Ketiga, adalah gelaran Pemilu 2024. Apabila Pemilu....