Lebih lanjut, Arief menuturkan program penyaluran bantuan pangan beras serta telur dan daging ayam tersebut bertujuan untuk menjaga pasokan pangan masyarakat sekaligus menjaga stabilisasi harga pangan baik di tingkat hulu atau produsen maupun di tingkat konsumen.
Upaya mitigasi selanjutnya yang rutin dilakukan NFA untuk pengendalian inflasi, yaitu dengan terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Fasilitasi Distribusi Pangan berkolaborasi dengan Pemda, BUMN Pangan dan Asosiasi Produsen Pangan.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyoroti mengenai upaya kolaboratif pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi khususnya saat dan setelah Lebaran Idul Fitri nanti. Ia berharap penguatan kolaborasi dan dukungan dari Kepala Daerah untuk mengendalikan inflasi terus ditingkatkan dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak.
Adapun tingkat inflasi Indonesia di bulan Maret 2023 sebesar 4,97 persen atau masuk ke dalam 20 besar negara dengan peringkat inflasi terendah dari 181 negara. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengatakan, BPS setiap tahun memantau secara umum pola penyumbang inflasi pada Hari Raya Idul Fitri.
Sejak tahun 2020 hingga 2022, BPS mencatat penyumbang andil inflasi pada hari raya Idul Fitri di kompen makanan seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, daging sapi, cabai merah dan minyak goreng. Untuk mendukung pendataan dalam rangka kebijakan pengendalian inflasi, BPS akan melaksanakan Sensus Pertanian di bulan Juni 2023 dan akan dilakukan berbagai rangkaian konsultasi publik.
Pilihan Editor: Sri Mulyani: Pembiayaan Utang Melalui SBN Mencapai Rp 224,8 Triliun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini