Adapun automatic tank gaugging, kata Taufik, sudah selesai hampir di semua kilang minyak, kecuali di Kilang Minyak Kasim yang masih inprogress. Kemudian independent high level alarm juga sudah selesai di semua kilang, kecuali di Kilang Minyak Kasim.
Selain itu, dilakukan pemasangan motor operated valves untuk mencegah overflow di tangki-tangki. Hal ini telah selesai semua, kecuali di Kasim baru 85 persen yang ditargetkan rampung pada kuartal kedua 2023. Sebagai tambahan, pemasangan CCTV di tanki-tanki juga sudah selesai dilakukan.
“Kemudian fire guest detection system ada yang sudah selesai di Dumai, Sei Pakning, Cilacap, Balongan dan Kasim, sementara di Plaju dan Balikpapan masih on progress,” ucap Taufik. Pemasangan atau penyempurnaan fire protection system terhadap existing defenship type menjadi offensiver fire protection system masih berlangsung di Kilang Cilacap.
Untuk merespons hasil audit tersebut, hingga 2022 termasuk rencana 2023, Pertamina mengalokasikan anggaran hampir US$ 1 miliar atau US$ 980 juta. Sejumlah langkah itu diambil agar mengoptimalkan sistem keamanan di lingkungan kilang minyak.
“Kemudian pelaksaan training setifikasi berbasis kompetensi untuk peningkatan kompetensi pekerja kilang 3.500 pekerja hingga 2023. Dan juga rejuvenasi peralatan, termasuk darboard untuk pengukuran asset integrity management,” kata Taufik lebih jauh ketika menjelaskan mitigasi kebakaran kilang minyak oleh Pertamina.
Pilihan Editor: Cegah Kebakaran Kilang Minyak, Bos Pertamina: Sudah Spending USD 600 Juta Bangun Penangkal Petir
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.