TEMPO.CO, Jakarta - Konsumen Meikarta, Rosliani mengaku pernah diajak bermediasi dengan PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) soal kelalaian pengembang dalam memberikan haknya kepad konsumen.
Tapi, menurut Rosliani, mediasi itu tidak berpihak kepada para konsumen dan justru merugikan. "Jadi pernah kami diajak mediasi, nah hasilnya waktu itu kami diminta titip jual, loh unitnya belum ada, apa yang mau dititip," kata Rosliani kepada Tempo, Jumat 27 Januari 2023.
Baca: Pastikan Tahun Politik Berjalan Aman, Sri Mulyani Minta Investor Tak Khawatir
Rosliani lantas tidak menyepakati permintaan pengembang untuk titip jual lantas membuat penawaran baru. "Simpel aja, kalau emang mau titip jual, bayarin aja uang yang saya keluarkan, kalau unit yang belum jadi itu mau dijual lagi silahkan," kata Rosliani.
Bukan hanya itu, Roslian pun mengaku banyak mendapatkan tawaran dari sales untuk relokasi dari Meikarta setelah pengembang itu tak mampu menyediakan unit kepada konsumennya.
"Sejak 2020, itu banyak banget sales hubungi saya untuk relokasi dari Meikarta dan diminta tambahan biaya, darimana uang saya kalau harus relokasi," katanya.
Rosliani mengaku tertarik membeli hunian yang dikembangkan oleh anak usaha PT Lippo Cikarang Tbk. itu karena termakan rayuan hunian strategis.
"Jadi awalnya tertarik karena kan aku pegawai swasta bukan PNS, jadi ingin investasi di masa depan, jika sewaktu-waktu saya tidak lagi bekerja," kata Rosliani.
Rosliani mengatakan, niat awal dirinya membeli Meikarta adalah untuk disewakan kembali dan menjadi ladang penghasilan bagi dirinya. "Aku pikir potensinya bagus karena ada kereta cepat Jakarta-Bandung dan kata salesnya lokasinya dekat dengan universitas," kata Rosliani.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Baca: KPK dan BCA Salah Blokir Rekening Penjual Burung, Novel Baswedan: Kurang Verifikasi Data
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.