TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas mengusulkan agar subsidi harga kedelai itu diberikan kepada importir. Dengan begitu, seluruh perajin tahu tempe yang tergabung dalam Gakopti maupun tidak, langsung mendapatkan harga yang murah.
"Aturan bantuan penggantian selisih harga tanpa persyaratan itu tengah digodok dan masih dalam tahap proses," ujar Zulkifli Hasan alias Zulhas dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 Januari 2023.
Baca: Bulog Beberkan Alasan Kenapa Tak Kunjung Impor Kedelai
Adapun saat ini, pemberian subsidi selisih harga kedelai saat ini masih diberikan kepada produsen tahu dan tempe di bawah naungan Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).
Menurut Zulhas, pemberian subsidi lewat pengusaha importir dapat penyederhanaan mekanisme pemberian subsidi tersebut. Selama ini, pemerintah memberikan bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sebesar Rp1.000 per kilogram. Sehingga harga kedelai dari importir yang sebesar Rp 12.000 per kilogram, menjadi Rp 11.000 per kilogram di level perajin tahu dan tempe.
Saat ini harga kedelai mesih tinggi, yakni di kisaran Rp 14.000 per kilogram. Zulhas berujar, usulannya itu untuk menurunkan harga kedelai dari Rp 14 ribu per kilogram menjadi Rp 12 ribu hingga Rp 11 ribu per kilogram.
“Penggantian selisih harga pembelian itu lebih mudah diakses secara merata kepada perajin tahu dan tempe di seluruh Indonesia. Jadi pemerintah akan mengganti selisih harganya. Saya sampaikan, penggantiannya itu pada harga,” kata Zulhas.
Sebelumnya, Zulhas juga mengungkapkan pemberian bantuan kedelai sebelumnya belum terserap secara optimal lantaran belum tersedianya data sasaran penerima subsidi dari Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Kopti) di seluruh wilayah. Selain itu, belum semua perajin tahu dan tempe tergabung sebagai anggota Gakoptindo.
Selanjutnya: “Pengusaha tahu tempe dapat penggantian..."