“Pengusaha tahu tempe dapat penggantian Rp1.000, kalau 1 ton saja sudah Rp1 juta dan dia bikin ini, bikin itu, akhirnya bisa menghabiskan dana hingga Rp1 juta lebih, belum nanti melalui koperasi, lama-lama berapa yang diterima?” ujarnya
Sementara itu, Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan menjelaskan program penggantian selisih harga pembelian sebelumnya merupakan upaya untuk menjaga stabilisasi harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe serta menjaga keberlangsungan usaha
mereka.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, memberikan bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai sebesar Rp 1.000 per kilogram kepada perajin melalui Kopti. Kopti membeli kedelai dari Perum Bulog dengan harga pembelian di tingkat importir dikurangi Rp1.000 per kilogram. Selisih Rp 1.000 per kilogram dibebankan kepada Pemerintah melalui APBN.
“Jika harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp 13.000 per kilogram, maka Kopti dapat membeli kedelai sebesar Rp 12.000 per kilogram ke Perum Bulog. Perum Bulog bekerja sama dengan importir untuk penyediaan kedelai bagi perajin,” ucapnya.
Adapun pemerintah pekan lalu mengimpor kedelai sebanyak 56 ribu ton dari Amerika Serikat seharga Rp 12.000 per kilogram. Namun, pemerintah tak melakukan impor dari Bulog, melainkan melalui perusahaan importir swasta, yaitu PT FKS Multi Agri. Pasalnya, Bulog gagal mendatangkan 350 ribu ton impor kedelai yang ditugaskan sejak akhir tahun lalu.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi pun menjelaskan kedelai dibeli dari perusahaan swasta lantaran Perum Bulog hingga kini belum berhasil mengimpor sendiri. "Sambil menunggu Bulog siap mengimpor kita minta sama swasta untuk masukin barang cepet deh," tuturnya.
Baca juga: Mendag Zulhas Blak-blakan Keterlambatan Bulog Impor Kedelai: Enggak Nongol-nongol
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.