Pengoperasian proyek kereta layang ringan dipastikan mundur satu tahun dari target. Kereta yang semula digadang-gadang bisa mengangkut penumpang pada 2021, kini molor menjadi 2022.
Ferdian menjelaskan, mundurnya proyek itu disebabkan oleh penyelesaian pembebasan lahan di Depo Jatimulya, Bekasi. Depo merupakan bagian vital dari pembangunan LRT karena merupakan pusat operation control center (OCC).
“Pembebasan lahan di depo harusnya awal 2019, tapi mundur 2020 mau selesai. Setahun itulah yang menyebabkan mau tidak mau (proyek LRT) setahun juga mundunya,” ujar Ferdian.
Ferdian menyebut saat ini pembebasan lahan LRT, termasuk depo, telah selesai. Untuk pembangunan Depo Jatimulya, ia memastikan penyelesaian proyek sudah mencapai 60 persen.
Adapun secara keseluruhan untuk pembangunan prasarana, proyek LRT rute Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi telah mencapai 87,6 persen per 18 Oktober. Kereta LRT lintas pertama rencananya beroperasi pada pertengahan 2022 mendatang dan akan melewati 18 stasiun.
Baca: Sofyan Djalil Cerita Modus Mafia Tanah: Beri Uang Muka 1 M, Dipinjami Sertifikat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.