TEMPO.CO, Jakarta -Forum Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 telah dibuka di Osaka, Jepang, pada Jumat dini hari, 28 Juni 2019. Di KTT G20 ini juga dibahas sejumlah isu, termasuk perang dagang Amerika - Cina.
BACA: Sri Mulyani: G20 Sepakat Hentikan Perang Dagang, Tapi...
Menurutnya, dalam hal ini, risiko tersebut di antaranya eskalasi ketegangan perdagangan terutama dari Amerika Serikat dengan Cina—namun sebetulnya secara menyeluruh—dan munculnya sikap-sikap proteksionisme.
Sri Mulyani kemudian menyampaikan jika perang dagang ini berlanjut, akan berakibat langsung terhadap pertumbuhan perekonomian dunia. Bahkan, dia juga meneruskan pernyataan Christine Lagarde yang menyebutkan pertumbuhan perekonomian dunia akan menurun hingga 0,5 persen jika perang dagang berlanjut.
"Disebutkan oleh pertama, Christine Lagarde yang menyampaikan akibat risiko perang dagang, pertumbuhan ekonomi dunia akan menurun sebesar 0,5%.” ujar Sri Mulyani saat menyampaikan keterangan pers di Hotel New Otani, Osaka, Jepang, Jumat, 28 Juni 2019.
BACA: Jokowi Temui Xi Jinping Bahas Perang Dagang Cina-AS di KTT G20
Sri Mulyani kemudian menjelaskan dampak penurunan ini merupakan risiko besar bagi dunia, karena 0,5% GDP dunia bernilai lebih besar dari satu perekonomian negara seperti negara Afrika Selatan.
“Dengan demikian, yang tahun ini sudah 3,5% dan tahun depan diharapkan bisa lebih baik mencapai 3,6%, jika perang dagang ini terus berjalan maka pertumbuhannya hanya akan mencapai 3,1%. Sebesar 0,5% GDP dunia nilainya lebih besar dari satu ekonomi seperti South Africa, jadi risikonya ini sangat besar,” jelas Sri Mulyani.
Baca berita tentang Perang Dagang lainnya di Tempo.co.