TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat hari ini, Selasa, 27 November 2018. Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor tercatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 14.504 hari ini.
Baca juga: Rupiah Terus Menguat, Ditutup di 14.475 per Dolar AS
Angka tersebut menunjukkan penguatan 47 poin dari nilai sebelumnya sebesar Rp 14.551 pada Senin, 26 November 2018. Sedangkan pada 27 November 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.577 dan kurs beli Rp 14.431.
Angka Rp 15 ribu per dolar AS pertama kali terjadi pada 3 Oktober 2018. Sedangkan pada pergerakan Jumat, 2 November kembali menyentuh Rp 14 ribu.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto memprediksi rupiah menguat hari ini. William memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 14.450 - Rp 14.520 per dolar AS.
William yakin rupiah akan menembus Rp 14.400. "Menarik sekali akhirnya 14.500 ditembus, sekarang penguatan akan berlanjut," kata William saat dihubungi, Selasa.
Menurut William, faktor yang mempengaruhi rupiah hanya aktivitas perdagangan biasa, tidak ada sentimen kuat lainnya. "Jadi pelaku pasar melihat investasi di AS sudah tidak menarik, ditambah statement Morgan Stanley untuk investasi di Indonesia, jadi mereka melepas dolar dan sebagian dananya masuk ke pasar modal Indonesia," kata William.
Senior Analyst CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah menguat hari ini. Dia memprediksi rupiah bergerak di kisaran 14.585 - 14.460 per dolar AS.
"Secara tren, pergerakan positif rupiah mampu membuat pergerakannya cenderung menuju area lower bollinger band," kata Reza.
Tren ini, kata dia cukup baik pada rupiah mengingat sempat terdepresiasinya rupiah yang dalam. Pergerakan rupiah kali ini kembali ke level pada periode kuartal tiga tahun ini di saat rupiah masih di bawah Rp 15 ribu.
Reza berharap sentimen negatif dari dalam negeri dapat lebih berkurang sehingga laju rupiah tetap bertahan positif. "Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah," kata Reza.