TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pertimbangan Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Awalil Rizky, merespons soal rencana Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang ingin membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 bersama presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto.
Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini. Menurut dia, kedua tokoh itu perlu membicarakan beberapa aspek yang sangat krusial mengingat tantangan ekonomi yang makin berat yang dihadapi oleh Indonesia.
"Bukan saja RAPBN 2025, melainkan mulai dari APBN 2024 yang sedang berjalan," kata Awalil dalam pesan tertulisnya kepada Tempo, Kamis, 25 April 2024.
Ekonom itu menerangkan sebagian besar asumsi makro APBN 2024 terindikasi tidak akan sesuai dengan realisasinya. Awalil mencontohkan asumsi nilai tukar rupiah yang Rp15.000 dan harga minyak yang US$82 per barel.
"Kondisi demikian memerlukan upaya yang lebih sungguh-sungguh dalam menentukan prioritas belanja, termasuk soal efisiensinya," ujarnya.
Awalil juga menyebutkan urgensi koordinasi dalam kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Dengan demikian, kata dia, pihak BI perlu dilibatkan dalam pertemuan.
Tak sampai di situ, Awalil juga menduga bahwa Jokowi-Prabowo akan membahas sejumlah program dalam proyek strategis nasional (PSN) yang tertunda agar dapat dilanjutkan.
"Dalam hal PSN, terutama IKN, belanja lain yang bisa diefisienkan atau ditunda adalah pembelian alutista Kemenhan dan sebagian sapras Polri," tuturnya.
Pilihan Editor: Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri