TEMPO.CO, Jakarta- Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan sudah melakukan mediasi dengan Gabungan Aksi Roda Dua (Garda), terkait masalah tarif yang dikeluhkan oleh pengemudi ojek online. Menurutnya, aspirasi tersebut sudah ditindaklanjuti.
BACA: Ratusan Ojek Grab Demo, Tiga Tuntutannya Bernama Trisula Garda
"Grab berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan mitranya, tidak hanya dari sisi tarif, tetapi juga berbagai peningkatan pelayanan," ujar Ridzki kepada Tempo, Rabu, 19 September 2018.
Ridzki mengatakan para pengemudi online yang melakukan aksi demo di depan Kantor Pusat Grab Indonesia, bukanlah perwakilan dari mitra Grab secara keseluruhan. Menurutnya, hari ini masih banyak pengemudi ojek online yang tetap bekerja dan tidak ikut demo.
Perwakilan Grab, kata Ridzki siap menerima aspirasi yang ingin disampaikan oleh Garda. Grab menghargai segala masukan dan aspirasi dari Garda. "Teknologi kami memungkinkan pengemudi mendapatkan penghasilan lebih baik," kata Ridzki.
BACA: Ojek Online Bakal Demo Besok, Grab: Pengemudi yang Rugi
Sebelumnya, Ketua Presidium Gerakan Aksi Roda Dua atau Garda, Igun Wicaksono, mengatakan melangsungkan demo diantaranya untuk menuntut kenaikan tarif. Igun menyebutkan sebelumnya tarif dasar Rp 1.500 per kilometer, namun belakangan diturunkan lagi oleh aplikator. "Semenjak pelaksanaan Asian Games turun jadi Rp 1.200 hingga kini," tutur Igun.
Turunnya harga tarif dasar membuat Igun dan pengemudi ojek lainnya berdemonstrasi di depan kantor Grab Indonesia. Jika permintaan tidak dikabulkan, maka Garda akan melakukan demo dengan skala lebih luas dan lebih sering.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setyadi sebelumnya menuturkan para pengendara online tetap dapat mendapatkan pendapatan yang sesuai asal mereka mau bekerja keras. "Kalau bekerja baik dapetnya Rp 250 ribu sehari, jadi dia bekerja serius, bekerja baik, dan menekuni pekerjaan," kata dia.
Baca berita tentang Grab lainnya di Tempo.co.