TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi rupiah masih bergerak cenderung melemah hari ini, Jumat, 6 Juli 2018. Bhima memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.310 - Rp 14.450.
Bhima menilai efek perang dagang menjadi sentimen negatif bagi kurs di negara Asia. "Total ekspor Amerika Serikat dan Cina mencapai 25 persen dari total tujuan ekspor Indonesia. Apalagi sejak laporan staf wakil presiden RI, bahwa Trump akan segera mengumumkan perang dagang dengan Indonesia," kata Bhima saat dihubungi, Kamis, 5 Juli 2018.
Baca juga: Jaga Stabilitas Rupiah, Sri Mulyani Akan Batasi Impor
Menurut Bhima, karena hal itu, produk ekspor seperti tekstil dan alas kaki rentan anjlok.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di angka Rp 14.387 pada penutupan Kamis, 5 Juli 2018. Angka tersebut menunjukkan pelemahan 44 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.343 pada penutupan Rabu, 4 Juli 2018.
Sedangkan pada 5 Juli 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.459 dan kurs beli Rp 14.315.
Senior analyst CSA Research Institute Reza Priyambada juga memperkirakan rupiah melemah hari ini. Reza menilai rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.405 - Rp 14.369. Menurut Reza pergerakan rupiah yang kembali melemah membuka peluang pelemahan lanjutan.
"Apalagi jika sentimen yang ada kurang mampu menahan pelemahan dan tidak memberi dampak yang cukup positif mengangkat rupiah," ujar Reza.
Reza melihat setelah sempat menguat pada perdagangan sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis. Pergerakan sejumlah mata uang Asia yang melemah memberikan imbas negatif pada rupiah.
Dari dalam negeri, kata Reza belum terlihat adanya sentimen yang cukup signifikan untuk mengangkat nilai tukar rupiah sehingga kenaikan sebelumnya kembali diuji.