TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memperkirakan rupiah akan bergerak sideways cenderung melemah. Hal ini seiring masih minimnya sentimen dari dalam negeri yang dapat mengangkat rupiah.
"Adapun rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp 14.180 dan resisten Rp 14.166," kata Reza Priyambada dalam keterangan tertulis, Kamis, 28 Juni 2018.
BACA: Indef: Pelemahan Rupiah Akan Menekan Pertumbuhan Ekspor
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di angka Rp 14.163 pada penutupan Selasa, 26 Juni 2018. Angkat tersebut menunjukkan pelemahan 58 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.105 pada penutupan Senin, 25 Juni 2018.
Sedangkan pada 27 Juni 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.234 dan kurs beli Rp 14.092.
Reza mengatakan meningkatnya minat pelaku pasar terhadap mata uang safe haven selain dolar Amerika Serikat untuk mengantisipasi masih adanya sentimen perang dagang AS-Cina, dikhawatirkan dapat membuat rupiah kembali melemah.
BACA: Pertumbuhan Ekonomi Diharapkan jadi Sentimen Positif Rupiah
Lebih lanjut menurut Reza belum beranjaknya sentimen yang sama dari sebelumnya soal dengan potensi terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok membuat laju pergerakan, rupiah terimbas pergerakan valas global.
"Laju rupiah sempat melemah sebelum akhirnya ditutup stagnan," kata Reza.
Di sisi lain, kata Reza pelaku pasar beralih ke mata uang safe haven lainnya, terutama yen Jepang atau JPY seiring kekhawatiran terjadinya perang dagang AS-Cina akan menganggu volatilitas dolar AS dan Cina Yuan atau CNY.
BACA: Sinyal BI Naikkan Suku Bunga Akan Menguatkan Rupiah Hari Ini
Reza menilai dari dalam negeri, selain dari minimnya sentimen, adanya pernyataan kontradiksi dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Darmin belum memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal dua.
"Padahal sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua dapat mencapai 5,2 persen lebih baik dari periode kuartal pertama sebesar 5,06 persen," ujar Reza.
Baca berita mengenai rupiah lainnya di Tempo.co.