TEMPO.CO, Kediri - Jumlah nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kediri yang mengalami pembobolan rekening telah bertambah menjadi 87 orang dari sebelumnya 30 orang. BRI meminta para nasabah tak menarik dana mereka karena akan mendapat penggantian sepenuhnya.
Kepala Kepolisian Resor Kediri Ajun Komisaris Besar Erick Hermawan mengatakan polisi telah menyelidiki sejumlah anjungan tunai mandiri (ATM) milik BRI di Kecamatan Ngadiluwih. Sebab, korban pembobolan ini mayoritas menggunakan ATM di wilayah itu. “Kami juga menginstruksikan semua nasabah BRI melakukan pengecekan saldo,” kata Erick, Rabu, 14 Maret 2018.
Baca: Uang Nasabah BRI Raib, YLKI: Bukti Lemahnya Sistem IT Perbankan
Sebanyak 87 nasabah yang mengaku dananya raib itu berasal dari Kantor Cabang Pembantu Unit Ngadiluwih dan Purwokerto. Rinciannya adalah 33 nasabah BRI Kantor Cabang Pembantu Unit Ngadiluwih dan 54 nasabah Kantor Cabang Pembantu Unit Purwokerto. Sedangkan untuk saldo nasabah yang terdebit secara misterius sampai hari ini tak kunjung dibuka oleh BRI dengan alasan kerahasiaan perbankan.
Polisi juga telah memeriksa sejumlah orang terkait dengan kasus ini, di antaranya Kantor Wilayah BRI Malang, Kantor Cabang BRI Kediri, dan Kepala Unit BRI Ngadiluwih. Sampai saat ini, tim Informasi Teknologi BRI Pusat masih menyelidiki kebocoran dana nasabah tersebut bersama dengan tim khusus Polda Jawa Timur. “Kami juga memeriksa saksi korban untuk mengumpulkan data siapa saja yang merasa terdebit,” kata Erick.
Asisten Manajer Operasional Kantor Cabang BRI Kediri Sumarsono meminta para nasabah tetap tenang dan tak menarik dana mereka. Dia juga mengimbau nasabah tak mengalihkan dana ke bank lain karena dijamin akan dikembalikan utuh. “Kami tidak menganjurkan pemindahan rekening ke bank lain,” katanya.
Proses pengembalian ini, menurut Sumarsono, juga akan dipercepat melebihi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Dari standar waktu maksimal 20 hari, BRI memastikan dana nasabah itu akan kembali dalam tempo 14 hari. Saat ini, data-data nasabah yang mengalami pengurangan telah masuk ke kantor pusat.
Sumarsono juga mengaku tidak mengetahui persis berapa dana nasabah yang terdebit. Dia berdalih data tersebut menjadi otoritas kantor unit untuk membuka.
Sementara itu, para nasabah BRI yang menjadi korban pembobolan mengaku akan menunggu penggantian saldo. Mereka juga tidak terpikir mengajukan gugatan perdata kepada pihak bank. “Berapa pun uang yang hilang, akan diganti kok,” kata Iriani, perangkat Desa Tales yang mengaku kehilangan uang Rp 4 juta dalam kejadian ini.
Sikap serupa juga dilakukan rekan kerjanya di kantor Desa Tales yang mengalami hal serupa. Hanya, demi keamanan, Iriani memilih memblokir sementara rekeningnya di BRI.