TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan, pada Oktober 2017, laju inflasi hanya 0,01 persen. Angka ini jauh lebih rendah dari September 2017, yang mencapai 0,13 persen. Dengan begitu, nilai inflasi Januari-Oktober 2017 sebesar 2,67 persen.
"Ini bukti dari komitmen pemerintahan Presiden Jokowi-JK (Joko Widodo-Jusuf Kalla) menjaga kestabilan ekonomi,” ujarnya saat jumpa wartawan di gedung BPS Pusat, Jakarta Pusat, Rabu, 1 November 2017.
Lebih lanjut, Suhariyanto menuturkan penyebab terjadinya inflasi adalah kenaikan harga beberapa komoditas. Hal itu, kata ia, bisa dilihat dari hasil survei mengenai kenaikan indeks kelompok pengeluaran. Dari survei itu, indeks kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau paling besar, yakni 0,28 persen, dan memiliki andil terhadap inflasi 0,05 persen.
Adapun beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Oktober 2017 antara lain cabai merah, beras, mi, nasi dengan lauk, rokok kretek filter, tarif listrik, dan biaya kuliah.
“Kenaikan harga cabai merah sebesar 0,05 dan beras 0,04 menjadi yang paling mempengaruhi angka inflasi saat ini,” ucapnya.
Baca: BPS Ingatkan Harga Cabai Merah di Akhir Tahun Bisa Kerek Inflasi
Namun kenaikan harga cabai merah dan beras yang mengerek angka inflasi ditahan beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain daging ayam ras, bawang merah, tarif angkutan udara, ikan segar, bawang putih, kentang, tomat sayur, daging sapi, cabai rawit, dan telur ayam ras.
Kota-kota di Indonesia yang menyumbang kepada besaran inflasi tersebut, kata Suhariyanto, ada 82 kota indeks harga konsumen (IHK), yakni 44 kota mengalami inflasi dan 38 kota mengalami deflasi.
Dari 44 kota yang menyumbang inflasi, Tual menjadi yang terbesar, yakni 1,05 persen dengan IHK 155,24. Sedangkan kota dengan inflasi terendah adalah Surakarta dan Cilegon dengan masing-masing 0,01 persen serta IHK 124,65 dan 136,75.
Suhariyanto cukup yakin dengan usaha pemerintah dan pergerakan inflasi pada Januari-Oktober 2017, yang sudah cukup baik. Hingga akhir tahun, proyeksi angka inflasi diyakini akan stabil dan terkendali. "Hanya perlu ekstra hati-hati saja di bulan Desember karena biasanya di momen liburan seperti itu banyak komoditas yang naik harganya," tuturnya.