TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memperkirakan laju rupiah berpeluang melanjutkan penguatan. Laju rupiah diprediksi berada pada rentang support 13.355 dan resisten 13.195.
Reza mengatakan laju rupiah yang mampu menguat di akhir pekan ini mampu membuka peluang kenaikan lanjutan secara tren. Kondisi dari dalam negeri pun dinilai cukup membantu penguatan rupiah. "Diharapkan awal tren kenaikan tersebut dapat membuat kenaikan lanjutan pada rupiah," kata dia seperti dilansir keterangan tertulis, Ahad, 10 September 2017.
Namun Reza tetap mengimbau agar pelaku pasar mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat menghalangi potensi penguatan lanjutan pada rupiah. Salah satunya adalah imbas rilis data-data ekonomi di pekan depan.
Pergerakan nilai tukar rupiah di pekan ini, 4-8 September 2017, tercatat menguat 1,05 persen atau lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang naik 0,067 persen. Level tertinggi yang dicapai adalah 13.200. Pekan lalu, level tertingginya di 13.305. Pekan ini, laju rupiah sempat melemah ke level 13.345 atau lebih baik dari sebelumnya di 13.357.
Rupiah mampu menguat meski dibarengi dengan pergerakan Euro yang cenderung menguat. Pada akhir pekan ini, rupiah berbalik menguat setelah berfluktuatif akibat ketegangan politik di Semenanjung Korea.
Rupiah berhasil berbalik salah satunya akibat dorongan sentimen positif dari dalam negeri. Salah satunya adalah rilis PwC yang memperkirakan ekonomi Indonesia berpeluang menjadi lima besar. Pernyataan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang mengatakan defisit anggaran pada periode akhir Agustus 2017 telah mencapai 1,65 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar Rp 224,3 triliun lebih rendah dari tahun lalu juga cukup membantu Rupiah berbalik menguat.
Reza menuturkan sentimen lainnya berasal dari rilis penerimaan pajak hingga akhir Agustus 2017 yang lebih baik dibandingkan periode yang sama 2016. Penerimaan pajak hingga Agustus sebesar Rp 780,037 triliun atau setara 53 persen dari total target penerimaan dalam APBN-P 2017. Angkanya tercatat bertumbuh sebesar Rp 711,447 triliun atau 46 persen dari total APBN Perubahan 2016.
Selain itu, Bank Indonesia juga merilis posisi cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2017 yang jumlahnya lebih tinggi dari Juli 2017. Cadangan devisa mengalami peningkatan dari US$ 1 miliar menjadi US$ 128,8 miliar.
VINDRY FLORENTIN