TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan akan menertibkan kembali penggunaan jembatan timbang nasional jika sudah resmi dikelola institusinya. Sebab, selama ini pengelolaan jembatan timbang masih secara parsial oleh masing-masing pemerintah daerah sehingga ada pelanggaran.
"Sekarang ini banyak truk kelebihan beban tonase sehingga ada peningkatan biaya logistik," kata Jonan dalam Tempo Economic Briefing 2016 di Jakarta, Selasa, 17 November 2015.
Ignasius Jonan mengatakan, penyelewengan penggunaan jembatan timbang ini yang membuat biaya logistik tidak efisien. "Truk bisa mencuri tonase, kalau di penerbangan, enggak bisa karena pesawat bisa jatuh, kereta api juga tidak bisa," ujarnya.
"Kami akan perbaiki layanan logistik dari segi infrastruktur. Teman-teman di Kementerian PU saya rasa tidak keberatan jembatan timbang kembali ke saya," ujarnya.
Di acara yang sama, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian Pekerjaan Umum-Perumahan Rakyat Hermanto Dardak mendukung upaya Kementerian Perhubungan tersebut. Alasannya, pembenahan bisa mendukung upaya untuk menurunkan biaya logistik. "Dengan begitu daya saing meningkat," ujarnya.
Rencana Jonan untuk mengambil alih pengelolaan jembatan timbang nasional sudah diwacanakan sejak awal tahun. Ia berencana bisa memulai mengelola jembatan timbang di seluruh Indonesia mulai tahun depan.
Menurut Jonan, standar yang berbeda di setiap daerah memicu kerusakan jalan. Sebab, sering ditemukan toleransi terhadap angkutan barang yang beratnya melebihi ketentuan.
AYU PRIMA SANDI