TEMPO.CO, Bogor - Setelah pedagang daging sapi, kini giliran pedagang daging ayam di Bogor melakukan aksi mogok jualan. Hal ini sebagai bentuk protes atas semakin mahalnya harga daging ayam. "Kami seluruh pedagang ayam di Kota Bogor sepakat untuk mogok jualan sejak tanggal 16 hingga 18 Agustus mendatang," kata Ketua Paguyuban Pedagang Ayam Kota Bogor Sony Listen, Kamis, 13 Agustus 2015.
Dia mengatakan sejak harga daging ayam semakin mahal dan sulit dikendalikan, banyak konsumen yang batal membeli. Dia menilai harga ayam saat ini sudah tidak masuk akal, yakni Rp 38-40 ribu per kilogram dari Rp 25 ribu per kilogram. "Lonjakan harga daging ayam sudah keterlaluan,” katanya.
Menurut Sony, lonjakan kenaikan harga daging ayam ini adalah yang terparah dalam kurun waktu lima tahun terakhir. “Konsumen banyak yang kabur karena harganya sudah tidak masuk akal," kata dia.
Menurut dia, kesepakatan mogok jualan tersebut rencananya bukan hanya akan dilakukan oleh pedagang di Kota/Kabupaten Bogor, tetapi juga diikuti oleh pedagang ayam di Sukabumi dan Jakarta, "Semua RPH (rumah pemotongan hewan) di Bogor akan meliburkan pemotongan ayam dari tanggal 16-18 Agustus. Libur secara lokal Bogor yang diikuti oleh Jakarta dan Sukabumi," kata dia.
Bahkan, ujarnya, pada 16 Agustus pihaknya akan melakukan razia ke pasar-pasar dan mengimbau semua pedagang daging ayam untuk menutup lapak dan tidak berjualan. "Seluruh broker diminta meliburkan aktivitasnya. Hal ini dilakukan agar ada penurunan harga," ucapnya.
Sony mengatakan akan membuat surat edaran dan imbauan libur kepada seluruh pedagang daging ayam di Bogor, Jakarta, dan Sukabumi. "Ini sebagai bentuk protes kami karena sejak Lebaran harga daging ayam terus meningkat," katanya.
Di peternak saja harga ayam sudah sudah tinggi, sehingga pedagang di pasar bingung dan malu. "Sudah banyak pedagang yang rugi dan berhutang, bahkan tidak bisa jualan lagi," katanya.
M SIDIK PERMANA