Direktur Eksekutif Oxfam International Winnie Byanyima mengatakan peningkatan konsentrasi kekayaan terlihat sejak resesi keuangan pada tahun 2008-2009. "Kami ingin membawa pesan dari orang-orang di negara-negara termiskin di dunia untuk forum para pemimpin bisnis dan politik yang paling kuat," katanya kepada Guardian, Selasa, 27 Januari 2015.
Baca Juga:
Dia menilai meningkatnya kesenjangan orang kaya dan miskin berbahaya karena buruk bagi pertumbuhan dan pemerintahan. Oxfam, kata dia, melihat konsentrasi kekayaan dapat memegang kekuasaan dan tidak mempedulikan suara atau kepentingan masyarakat.
Laporan ini juga mencatat kenaikan jumlah miliarder tidak hanya di negara kaya. Dia mencontohkan, di India, yang hanya memiliki dua miliarder pada 1990-an, jumlahnya kini menjadi 65 miliarder. Adapun, pada Maret 2014, ada 16 miliuner di negara sub-Sharan Afrika.
Oxfam merilis sebuah studi yang menunjukkan bahwa 85 orang terkaya di planet ini memiliki kekayaan yang sama seperti 3,5 miliar orang miskin. Jumlah orang miskin ini mencapai 50 persen dari populasi dunia. Byanyima mengatakan kesenjangan ekstrem bukan terjadi melalui kecelakaan atau aturan alam ekonomi. "Ini adalah hasil dari kebijakan, dan perbedaan kebijakan dapat mengurangi ini," katanya.
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde memperingatkan bahwa meningkatnya ketidaksetaraan akan merusak perekonomian dunia jika dibiarkan. Dia berencana mengusulkan rencana pajak redistributif bagi para miliuner.
ALI HIDAYAT
Terpopuler
Kini, Giliran Zulkarnain KPK Dilaporkan ke Polisi
3 Aktor Kontroversial di Balik Kisruh KPK vs Polri
Diminta Tegas Soal KPK, Jokowi Kutip Ronggowarsito
Menteri Tedjo: Tak Percaya Polisi? Bubarkan Saja