TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Bank Internasional Indonesia, Juniman, memprediksi nilai tukar rupiah selama Juni akan berkisar di antara 11.750 dan 12.100 per dolar AS. “Hari ini rupiah akan konsolidasi. Pelemahan rupiah yang terjadi saat ini karena masalah fundamental dan naiknya harga minyak mentah dunia,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 25 Juni 2014.
Kisruh yang terjadi di Irak dan Ukraina, ia mengimbuhkan, membawa dampak bagi pelemahan sejumlah mata uang regional, salah satunya rupiah. “Tidak hanya Indonesia yang terkena dampak, Thailand, India, Korea Selatan juga terjadi pelemahan mata uangnya. Kita enggak sendirian,” tuturnya.
Pada Selasa, 24 Juni 2014, rupiah ditutup pada level 12.000 per dolar AS, naik 29 poin dari hari sebelumnya. Meskipun rupiah terus tergerus, menurut Juniman, hal tersebut tidak akan berlangsung lama, seiring dengan meredanya krisis politik di Ukraina dan Irak. Harga minyak nantinya akan kembali berada di kisaran US$ 100 per barel. (Baca juga: Beberapa Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah)
Juniman juga memperkirakan, pada Juli mendatang, nilai tukar rupiah akan membaik. “Bahkan jika hasil pilpres nanti baik, maksudnya tidak ada kerusuhan, maka capital inflow (arus dana masuk) ke Indonesia akan semakin besar dan rupiah bisa berada di level 11.300 per dolar AS,” ucap Juniman.
Selain dipengaruhi faktor eksternal, pelemahan rupiah juga diakibatkan oleh faktor domestik. Neraca perdagangan pada kuartal II 2014 diperkirakan akan lebih buruk jika dibanding pada kuartal I. Juniman menyatakan, pada April lalu, defisit neraca perdagangan mencapai US$ 1,96 miliar, sedangkan pada Mei diperkirakan akan surplus US$ 100-200 juta, dan pada Juni neraca perdagangan akan kembali terpuruk dengan defisit US$ 500- 00 juta.
Faktor domestik yang membuat rupiah kian terpuruk adalah membengkaknya defisit neraca anggaran karena pembayaran dividen dan repatriasi. Akibatnya, defisit transaksi berjalan di kuartal II akan semakin meningkat. Pada kuartal II, defisit transaksi berjalan diperkirakan sekitar 3,9 persen dari pertumbuhan domestik bruto (PDB), jauh melambung jika dibanding pada kuartal I yaitu sebesar 2,06 persen dari PDB.
AYU WANDARI
Terpopuler
Merasa Tak Dihargai, Ayu Azhari Pindah ke Jokowi
Dukung Jokowi, Anwar Fuady Tak Takut Dipecat
Menhan Bantah Argumentasi Jokowi Soal Tank Leopard