TEMPO.CO, Surakarta - Perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman atau Sritex hari ini secara resmi menawarkan saham perdana ke publik. Penawaran saham yang akan dilakukan hingga 12 Juni 2013 diselenggarakan di dua kota yakni Solo dan Jakarta.
Manajer Keuangan PT Sritex Arif Santoso mengatakan, saham yang ditawarkan ke masyarakat sebanyak 5,2 miliar saham atau setara dengan 30 persen saham Sritex. “Kami menargetkan bisa meraup Rp 1,5 triliun dari penjualan saham,” ujarnya di sela-sela penawaran saham perdana di Surakarta, Senin, 10 Juni 2013.
Selembar saham dijual Rp 240 dengan minimal pembelian satu lot atau 500 lembar. Tidak ada pembatasan pembelian, hanya saja alokasi saham akan ditentukan oleh penjamin emisi yaitu Bahana Sekuritas. “Nanti Bahana yang menentukan apakah perlu ada kuota semisal peminatnya melebihi jatah yang dijual.”
Persiapan masuk ke Bursa Efek Indonesia telah dilakukan sejak November 2012. Keputusan menjadi perusahaan publik karena Sritex tengah membutuhkan dana murah untuk ekspansi. “Saat ini indeks tengah bagus. Jadi kami yakin akan sukses,” katanya.
Dia mengklaim masyarakat tidak akan rugi jika membeli saham Sritex. Sebab perusahaan itu dikenal sebagai perusahaan bonafid dan produknya diekspor ke 30 negara, khususnya seragam militer. “Kami juga jadi tempat produksi produk ternama seperti Zara dan Guess,” katanya.
Selain itu, Sritex merupakan pabrik yang terintegrasi mulai memproduksi benang hingga jadi garmen. “Masyarakat tidak akan rugi. Kami tidak hanya menjual kertas karena punya pabrik dan punya pembeli,” ucap Arif.
Setelah masa penawaran pada 10-12 Juni, pada 14 Juni mendatang akan dilakukan penjatahan, distribusi saham secara elektronik, dan pengembalian uang pemesanan. Kemudian saham perusahaan tersebut tercatat secara resmi di Bursa Efek Indonesia pada 17 Juni.
Salah seorang calon investor, Andreas Aditya mengaku sangat tertarik membeli saham PT Sritex. Sebab dia menilai perusahaan tekstil tersebut berkelas dunia. “Jadi saya sudah tidak ragu lagi,” ujar pengusaha toko ini.
Dia menyiapkan dana antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. Tapi dia mengatakan belum memutuskan akan membeli berapa banyak saham. “Saya belum memutuskan. Yang penting sudah menyiapkan dana,” katanya.
UKKY PRIMARTANTYO