Investor perminyakan cemas permintaan minyak dan produk sejenis dari Jepang akan menurun. Selama ini negeri sakura tersebut merupakan importir minyak terbesar ketiga di dunia. Namun pengamat memprediksi sebaliknya, segera setelah Jepang membangun ekonominya, permintaan impor minyak, batubara, dan gas alam akan meningkat.
Selama ini Jepang memenuhi kebutuhan energinya dari pembangkit berbasis batubara, sebanyak 28 persen, selain itu menggunakan generator berbasis gas alam cair (LNG, atau minyak mentah. Sebanyak 54 reaktor nuklir menyumbang 25 persen pemenuhan kebutuhan energi Jepang, dan pasca gempa, empat diantaranya mengalami kebocoran radiasi karena gempa.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April, jatuh US$ 4,01 atau empat persen menjadi US$ 97, 18 per barel dalam perdagangan New York Mercantile Exchange. Sementara minyak mentah Brent turun US$ 5,15 atau 4,5 persen menjadi US$ 108,52 per barel dalam perdagangan ICE Futures Exchange, London.
Ketidakpastian kondisi ekonomi Jepang memicu aksi jual-beli komoditas lain di luar minyak. Banyak investor mencari investasi yang lebih aman, seperti mata uang dolar AS.
Harga minyak saat ini tetap yang tertinggi sejak pertengahan februari. Keputusan Libya untuk menghentikan pasokan minyak bumi telah menaikkan minyak mentah Brent dari US$ 85 per barel menjadi lebih dari US$ 105 per barel, minggu lalu, tertinggi sejak September 2008.
Pasokan Libya memang hanya dua persen dari total pasokan dunia, namun ketakutan krisis politik merembet ke Negara produsen minyak lainnya yang lebih vital, seperti Arab Saudi, memberi dampak tersendiri.
Sementara itu di perdagangan Nymex untuk kontrak April, minyak pemanas turun 11 sen menjadi US$ 2,9 per galon, bensin turun 15,7 sen menjadi US$ 2,8 per galon, dan gas alam naik 2,7 sen menjadi US$ 3,94 per 1.000 kaki kubik.
AP | DWITA ANGGIARIA