TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,6 persen menjadi 7.696 pada penutupan perdagangan pekan lalu. Community Lead PT Indo Premier Sekuritas, Angga Septianus, menjelaskan pelemahan IHSG terpengaruh dua sektor yakni IDX CYCLIC atau yang melemah sebesar 1,76 persen dan IDX TRANS yang melemah 1,7 persen.
Sementara itu ada dua sektor yang menguat dan menopang IHSG. “Yakni IDX ENERGY yang tumbuh 3,66 persen tersokong saham-saham tambang batu bara, dan IDX BASIC yang menguat sebesar 5,35 persen tersokong saham-saham mineral logam," ujarnya leawt keterangan resmi, Senin, 30 September 2024.
Adapun hingga pagi ini IHSG melanjutkan pelemahan sebesar 1,32 persen ke level 7.594. Angga menjelaskan pergerakan market dalam sepekan lalu terdampak sentimen utama, yakni stimulus jumbo Cina, outflow asing di IHSG, serta cukai rokok yang tidak naik pada 2025.
Terkait stimulus jumbo Cina, pada Selasa, 24 September 2024 lalu, People's Bank of China (PBoC) menerbitkan stimulus kebijakan moneter untuk menopang target pertumbuhan ekonomi. Stimulus tersebut mencakup penurunan suku bunga 7 days reverse repo menjadi 1,5 persen dari sebelumnya 1,7 persen. Selain itu ada kebijakan penurunan giro wajib minimum perbankan sebesar 50 basis poin untuk meningkatkan likuiditas.
Bursa saham Cina dan Hong Kong akhirnya melonjak usai stimulus tersebut terbit. Adapun dampak perbaikan ekonomi Cina akibat stimulus itu ke Indonesia adalah meningkatnya perdagangan, terutama untuk sektor mineral logam. “Alasannya, Cina merupakan konsumen utama untuk komoditas dunia dan pangsa pasar ekspor terbesar dari Indonesia," kata Angga.
Pada pekan ini, Angga mengimbau para trader untuk memantau dua sentimen utamanya yakni inflasi dan data atau Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia serta pergerakan investor asing. Ia juga merekomendasikan tiga saham untuk perdagangan pekan ini hingga Jumat, 4 Oktober 2024.
1. PT. Bukit Asam Tbk atau PTBA (Support 3.040, Resist 3.400)
Sentimen stimulus jumbo Cina pada emiten PTBA masih sangat kuat. Harga batu bara terus membara pada akhir pekan lalu tertopang stimulus besar dari China untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi negaranya.
2. PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau ADRO (Support 3.780, Resist 4.160).
Gebrakan Cina dengan meluncurkan paket stimulus untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi berdampak pada emiten di Indonesia, termasuk pergerakan saham ADRO.
3. PT Matahari Department Store Tbk atau LPPF (Support 1.570, Resist 1.750).
Kembalinya aktivitas ekonomi dan biaya konsumsi yang akan lebih rendah kedepannya karena suku bunga diturunkan menjadi sentimen positif untuk emiten ritel yang akan kembali mendorong konsumsi masyarakat secara keseluruhan.
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Pilihan Editor: IHSG Anjlok di Akhir Sesi Pertama Hari Ini, Sektor Keuangan Melemah