TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas berpotensi naik pekan depan setelah mengalami stagnasi selama beberapa hari terakhir. Analis mata uang dan komoditas, Lukman Leongarga, memperkirakan harga selama pekan depan mungkin bergerak tidak stabil atau volatile. Eskalasi konflik di Timur Tengah dan penguatan dolar Amerika Serikat disebut menjadi faktor pemengaruh.
“Harga emas diperkirakan akan juga berpotensi naik oleh situasi di Timur Tengah, namun penguatan dolar AS akan membatasi kenaikan,” kata Lukman lewat pesan singkat kepada Tempo, Ahad, 29 September 2024.
Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam hari ini masih mengalami stagnasi sejak Kamis lalu. Per 29 September 2024, harga emas batangan Antam tercatat Rp1.461.000 per gram.
Sebelumnya, harga emas Antam mencapai rekor tertingginya pada Rabu, 25 September 2024 di angka Rp1.463.000 per gram. Sehari sebelumnya pada Selasa, 24 September, harga sempat turun menjadi Rp 1.443.000.
Harga jual kembali atau buyback emas batangan Antam pada hari ini juga stagnan di angka Rp1.301.000, tak bergerak sejak Kamis, 26 September lalu.
“Sepekan ini mungkin akan bergerak volatile, dengan kenaikan besar akhir-akhir ini, harga emas berpotensi terimbas profit taking, namun eskalasi di Timur Tengah dan perang di Ukraina masih mendukung,” ujar Lukman.
Di kawasan Timur Tengah, Israel baru saja menghujani Lebanon dengan serangkaian serangan udara. Militer Israel mengatakan angkatan udaranya telah “menyerang puluhan target teror Hizbullah di Lebanon”. Serangan-serangan itu dilakukan setelah Israel terkonfirmasi membunuh Sayyed Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok Hizbullah yang didukung oleh Iran.
Sementara itu, di Ukraina, invasi Rusia masih berlanjut. Serangan terbaru pasukan Rusia menghantam sebuah rumah sakit di Sumy, timur laut Ukraina, pada Sabtu dini hari. Menurut para pejabat Ukraina, seperti dikutip Reuters, serangan itu menewaskan sepuluh orang dan melukai sedikitnya 22 orang lainnya.
Lukman mengatakan bahwa sepekan ke depan, para investor mengantisipasi beberapa data penting, seperti manufaktur AS dan tenaga kerja nonpertanian atau non-farm payroll (NFP). NFP adalah data tingkat ketenagakerjaan di Amerika serikat selain dari sektor pertanian, karyawan rumah tangga pribadi, karyawan militer yang sedang bertugas, atau karyawan organisasi nirlaba.
Menurut prediksi Lukman, harga emas pekan depan akan berkisar US$2,635 – 2,700, atau sekitar Rp39,8 – Rp40,8 juta dengan kurs saat ini.
Pilihan Editor: Terkini Bisnis: Sebab Bandara IKN Dinilai Tak Layak untuk Penerbangan Komersil, Promo Tiket Kereta Api