TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menetapkan target pengembangan kluster pertanian modern untuk mencapai swasembada pangan dalam tiga tahun ke depan. Mentan menyatakan pengembangan kluster pertanian di daerah-daerah strategis, seperti Kalimantan Tengah, memiliki potensi besar untuk menangani masalah defisit pangan.
Amran Sulaiman mengatakan, “Jika 500 ribu hektare tanah di Kalimantan Tengah bisa kita garap dan menghasilkan minimal dua kali panen dengan produktivitas 5 ton per hektare, maka masalah defisit pangan dapat kita atasi,” kata Mentan dalam pernyataan tertulis, Kamis, 26 September 2024.
Mentan menjelaskan pertanian modern berarti seluruh sarana dan prasarana produksi telah terintegrasi dengan teknologi dan mekanisasi. Generasi muda akan berperan sebagai operator yang mengendalikan teknologi untuk bertani, seperti drone dan remote control.
Lebih lanjut, Amran Sulaiman menjelaskan drone digunakan untuk pembibitan dan pengolahan tanah, panen dilakukan dengan mesin, dan hasilnya akan diproses melalui sistem pergudangan hingga packaging. “Semuanya berbasis teknologi,” ujarnya.
Ia pun membagikan pengalamannya saat studi banding ke pusat pertanian di Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu. Amran Sulaiman menjelaskan, di Amerika, pertanian modern dikelola oleh satu keluarga dengan lahan seluas 300 hingga 1.000 hektare. Oleh karena itu, ia meyakini, anak-anak muda Indonesia mampu melakukan hal serupa jika memiliki kemauan dan semangat yang sama.
“Jika kita bergerak bersama, Indonesia berpotensi menjadi negara super power di bidang pertanian, seperti di Amerika,” lanjutnya.
Di Indonesia, konsep pertanian modern seperti ini telah diterapkan di beberapa daerah, seperti Kabupaten Merauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, serta di sebagian Pulau Jawa.
"Daerah-daerah ini akan menjadi lumbung pangan Indonesia di masa depan. Mereka akan menjadi cadangan pangan nasional dan membantu menutup defisit, sekaligus menjadi strategi kita untuk mengurangi impor," lanjut Mentan Amran Sulaiman.
Pilihan Editor: BI Promosikan Peluang Investasi di Indonesia ke China: Ada Proyek Geothermal di Jawa Tengah