Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemerintah Gunakan TV Digital untuk Peringatan Dini Bencana, Jangan Sembarang Masukkan Kode Pos

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Tampilan simulasi Early Warning System (EWS) TV Digital yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan indikator EWS berwarna kuning, biru, dan merah di Kabupaten Badung, Bali, Senin (23/9/2024). (ANTARA/Livia Kristianti)
Tampilan simulasi Early Warning System (EWS) TV Digital yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan indikator EWS berwarna kuning, biru, dan merah di Kabupaten Badung, Bali, Senin (23/9/2024). (ANTARA/Livia Kristianti)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memperkuat sistem komunikasi untuk kondisi kebencanaan nasional dengan meluncurkan Disaster Prevention Information System (DPIS) dan Early Warning System (EWS) melalui teknologi siaran TV digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi secara simbolis meluncurkan kedua sistem tersebut sebagai penguatan pada sistem komunikasi kebencanaan, yang sebelumnya berupa EWS melalui jaringan telekomunikasi bergerak seluler SMS Blast dan telah dirilis di 2016.

"Semoga sistem DPIS, EWS TV Digital, serta SMS Blast ini mampu memberikan manfaat besar dalam upaya menyebarluaskan informasi bencana dan berbagai upaya mitigasi kebencanaan," kata Budi di Kabupaten Badung, Bali, Senin, 23 September 2024.

Dalam peluncuran itu, Kemenkominfo melakukan simulasi berbagai tanda dan cara kerja EWS TV Digital maupun mengulik sistem DIPS untuk para relawan dan petugas kebencanaan.

Untuk DPIS, Direktorat Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) Kemenkominfo membuatnya menjadi aplikasi web agar bisa dimanfaatkan oleh petugas atau relawan kebencanaan maupun kedaruratan di tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten dan kota menyebarkan informasi kebencanaan sehingga dapat tercipta antisipasi dan penanganan yang optimal.

Sistem tersebut dikembangkan Kementerian Kominfo menggandeng kementerian dan lembaga terkait, seperti KLHK, BNPB, BMKG, PVMBG, hingga perangkat-perangkat daerah seperti BPBD.

Hal itu dapat terwujud berkat hibah dari Pemerintah Jepang kepada Pemerintah Indonesia dengan nilai hibah sebesar 1,49 juta Yen Jepang atau setara Rp1,57 miliar.

Chief Representative of JICA Indonesia Takeda Sachiko mengatakan negaranya mengharapkan sistem yang dihibahkan tersebut dapat membantu Indonesia memiliki sistem kebencanaan mumpuni.

Hal itu mengingat kedua negara memiliki kesamaan latar geografis sebagai bagian dari negara di kawasan Cincin Api Pasifik yang rawan dengan gempa dan tsunami.

"DPIS diharapkan mampu mengintegrasikan penyampaian informasi bencana, stabilitas komunikasi, mempercepat pengiriman informasi bencana tsunami dan gempa yang akurat pada masyarakat. Dengan demikian DPIS berkontribusi mengurangi dampak dan kerugian yang disebabkan oleh bencana yang sering terjadi di Indonesia," kata Sachiko.

Untuk sistem EWS TV Digital, Budi mengatakan Kementerian Kominfo memanfaatkan siaran TV digital yang saat ini sudah mendominasi penyiaran di Indonesia dan nantinya bekerja berdasarkan kode pos di wilayah terdampak.

Seluruh penyelenggara multipleksing baik itu lembaga penyiaran publik dan lembaga penyiaran swasta terlibat dalam hadirnya EWS TV digital ini untuk memberikan informasi kebencanaan di daerah terdampak.

Masyarakat yang terdampak akan bisa melihat siaran tersebut ketika mengakses siaran TV digitalnya sehingga nantinya mereka bisa melakukan evakuasi atau penyelamatan diri sebelum bencana menyebabkan lebih banyak kerugian.

"Memanfaatkan coverage TV Digital yang menjangkau sekitar 76 persen populasi di Indonesia, sistem ini akan memberikan informasi langsung dari otoritas deteksi dini kebencanaan dan ditayangkan di layar televisi digital dengan menginterupsi siaran yang tengah ditonton," kata Budi.

Peluncuran dua sistem baru, yaitu DPIS dan EWS TV Digital untuk memperkuat sistem komunikasi kebencanaan itu juga dirasa tepat karena bertepatan dengan adanya prediksi potensi gempa megathrust di Indonesia yang disampaikan oleh BMKG beberapa waktu terakhir yang diharapkan dapat memperkuat mitigasi bencana.

Pastikan Kode Pos di TV Benar

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kominfo menyatakan masyarakat perlu mengatur TV digitalnya sesuai dengan kode pos domisili agar informasi Early Warning System atau peringatan kebencanaan dini bisa akurat diterima oleh masyarakat di daerah yang terdampak bencana.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kemenkominfo Wayan Toni Supriyanto mengatakan masyarakat ketika mengatur TV-nya menangkap siaran digital agar tidak sembarang memasukkan kode pos yang tidak sesuai dengan domisili.

"Jangan sampai ada masyarakat yang asal masukkan kode pos pas setel TV digital, karena nanti kalau ada informasi soal gempa atau bencana lainnya maka EWS-nya tidak bekerja. Karena misalnya terjadi bencana di Jakarta tapi karena mengatur lokasi kode posnya di Bali jadi tidak dapat informasi," kata Wayan di Kabupaten Badung, Bali, Senin, 23 September 2024.

Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat yang masih menggunakan TV analog dengan memanfaatkan Set-Top-Box (STB) sebagai perangkat untuk menangkap siaran TV digital maka perlu menggunakan STB yang telah tersertifikasi oleh Kementerian Kominfo.

Sertifikasi dalam STB penting karena berfungsi sebagai jaminan bahwa perangkat dapat beroperasi sesuai dengan standar teknologi serta sistem penyiaran di Indonesia.

Selain perlu mengatur kode pos sesuai domisili untuk mendapatkan informasi akurat dari EWS TV Digital, masyarakat juga perlu mengenal tiga indikator dari EWS.

Pemerintah menyiapkan tiga indikator warna untuk ditampilkan di EWS TV Digital, masing-masing disesuaikan dengan status kebencanaan, tingkat risiko dan dampak yang akan ditimbulkan dari suatu fenomena alam.

Tiga warna indikator yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam EWS TV Digital ialah warna Biru untuk status Waspada, Kuning untuk status Siaga, dan Merah untuk status Awas.

Status Waspada mengindikasikan bahwa bencana atau insiden menyebabkan kerusakan atau kerugian ringan, lalu untuk status Siaga disiapkan untuk mengindikasikan kerusakan lebih besar khususnya di daerah yang padat penduduk, dan untuk status Awas disiapkan untuk insiden dengan kerusakan serius seperti gempa dengan magnitudo di atas 7.0 dan tsunami.

Direktur Pita Lebar Ditjen PPI Kemenkominfo Marvel Situmorang menjelaskan untuk kondisi bencana seperti gempa, nantinya pemerintah hanya akan menampilkan EWS di TV Digital sesuai indikator dari BMKG.

"Kami memang menyiapkan batasan berapa informasi Magnitudo (M) yang boleh diinformasikan kepada masyarakat. Kami mulai EWS jika gempa-nya mencapai M 5," katanya.

Secara lebih rinci ketentuan untuk EWS TV Digital dengan dua indikator warna Biru dan Kuning nantinya hanya akan disiarkan selama 30 detik melalui semua stasiun penyiaran apabila otoritas dari kementerian atau lembaga pusat atau pemerintah daerah mendapatkan indikasi bencana.

Indikator ini akan tampil memenuhi 30 persen bagian layar TV dan siaran TV masih berjalan beriringan dengan peringatan berada di atas siaran yang berlangsung.

Sementara untuk EWS dengan status Awas akan disiarkan dengan tampilan penuh menutupi layar disertai suara yang keras sehingga setiap masyarakat yang menyaksikan tampilan tersebut bisa cepat tanggap mencari pertolongan atau evakuasi dini.

Diharapkan dengan diresmikannya EWS TV Digital, Pemerintah bisa lebih melengkapi media komunikasi kebencanaan kepada masyarakat sehingga dapat memitigasi bencana dengan lebih baik dan melengkapi EWS SMS Blast yang sudah dioperasikan sejak 2016.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gempa M4,4 dari Laut di Cianjur Selatan Mengguncang sampai Bandung dan Garut

3 jam lalu

Lokasi pusat gempa di Sukabumi. Foto : X
Gempa M4,4 dari Laut di Cianjur Selatan Mengguncang sampai Bandung dan Garut

Gempa tektonik bermagnitudo 4,4 mengguncang wilayah Sukabumi dan sekitarnya, Selasa 24 September 2024 pada pukul 06.53 WIB. Dampak guncangan dirasakan warga secara luas.


BMKG Jelaskan Pemicu Gempa M6,4 yang Bikin Panik Banyak Warga Gorontalo dan Sekitarnya

5 jam lalu

Peta pusat gempa M6,1--diperbarui dari info awal M6,4--yang mengguncang sebagian Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara pada Selasa dinihari, 24 September 2024.
BMKG Jelaskan Pemicu Gempa M6,4 yang Bikin Panik Banyak Warga Gorontalo dan Sekitarnya

Guncangan gempa dinihari dari laut di Teluk Tomini itu dirasakan sangat kuat dan sempat membuat panik atau ketakutan banyak warga.


Gempa M6,4 Guncang Gorontalo dan M4,7 di Bengkulu Dinihari, Ini Data BMKG

6 jam lalu

Ilustrasi BMKG dan gempa bumi. Shutterstock
Gempa M6,4 Guncang Gorontalo dan M4,7 di Bengkulu Dinihari, Ini Data BMKG

Dua gempa dari laut mengguncang dua lokasi berbeda pada Selasa dinihari, 24 September 2024. Berita data dari BMKG.


Gempa Merusak di Sanggau Kalbar, PVMBG Golongkan Daerah Rawan Guncangan

18 jam lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Merusak di Sanggau Kalbar, PVMBG Golongkan Daerah Rawan Guncangan

Lokasi gempa di Sanggau umumnya tersusun oleh morfologi dataran hingga dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal.


BMKG Catat 5 Gempa Merusak Sepanjang Bulan Ini, 4 Karena Sesar di Darat

1 hari lalu

Kondisi kantor milik Dinas Pendidikan di Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 19 September 2024. Gempa dangkal sesar Garsela ini mengguncang 30 desa di delapan kecamatan di Kabupaten Bandung dan 11 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Garut. 2.020 unit rumah di Kabupaten Bandung rusak dan 204 unit rumah di Kabupaten Garut rusak. 68 orang mengalami luka, satu orang warga meninggal dunia, dan 21.696 jiwa terdampak di Kabupaten Bandung. TEMPO/Prima Mulia
BMKG Catat 5 Gempa Merusak Sepanjang Bulan Ini, 4 Karena Sesar di Darat

Gempa terkini menggetarkan Bantul dan Sorong. Berikut catatan dari BMKG.


Lima Hari Pasca Gempa M4,9 di Bandung dan Garut, BMKG Catat 34 Lindu Susulan

1 hari lalu

Data gempa jangka panjang menunjukkan zona Sesar Garut Selatan (Garsela) sebagai zona patahan gempa paling aktif Pulau Jawa. Sumber: BMKG
Lima Hari Pasca Gempa M4,9 di Bandung dan Garut, BMKG Catat 34 Lindu Susulan

BMkG sudah mencatat total 34 gempa susulan setelah insiden gempa berkekuatan M4,9 di Kabupaten Bandung dan Garut. Masyarakat diimbau tetap waspada.


Info Terkini Gempa M4,8 Guncang Gianyar Bali, Dirasakan Hingga Lombok

3 hari lalu

Dampak gempa M4,8 yang mengguncang Gianyar, Bali, Sabtu, 21 September 2024. (BMKG)
Info Terkini Gempa M4,8 Guncang Gianyar Bali, Dirasakan Hingga Lombok

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di darat.


Gempa Susulan Bandung Masih Terjadi, BMKG Sebut Terbesar yang Dipicu Aktivitas Sesar Garsela

3 hari lalu

Jam mati menunjukan waktu terjadinya gempa di antara robohan material di kantor milik Dinas Pendidikan di Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 19 September 2024. Gempa dangkal sesar Garsela ini mengguncang 30 desa di delapan kecamatan di Kabupaten Bandung dan 11 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Garut. 2.020 unit rumah di Kabupaten Bandung rusak dan 204 unit rumah di Kabupaten Garut rusak. 68 orang mengalami luka, satu orang warga meninggal dunia, dan 21.696 jiwa terdampak di Kabupaten Bandung. TEMPO/Prima Mulia
Gempa Susulan Bandung Masih Terjadi, BMKG Sebut Terbesar yang Dipicu Aktivitas Sesar Garsela

Sejauh ini, gempa Kabupaten Bandung dan Garut bermagnitudo 5,0 adalah gempa paling besar yang dipicu oleh aktivitas Sesar Garsela.


Pengungsi Gempa Bandung Kena ISPA Hingga Kecemasan, IDI Sebut Butuh Obat Mendesak

3 hari lalu

Terminal isi ulang daya ponsel di tenda pengungsian yang didirikan Kementerian Sosial dan BNPB di lapang Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pasca gempa magnitudo 4.9, 19 September 2024. Gempa dangkal sesar Garsela ini mengguncang 30 desa di delapan kecamatan di Kabupaten Bandung dan 11 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Garut. 2.020 unit rumah di Kabupaten Bandung rusak dan 204 unit rumah di Kabupaten Garut rusak.  TEMPO/Prima Mulia
Pengungsi Gempa Bandung Kena ISPA Hingga Kecemasan, IDI Sebut Butuh Obat Mendesak

Beragam jenis penyakit merebak di kalangan pengungsi korban gempa bermagnitudo 4,9 di Garut dan Bandung. Kebutuhan obat belum terpenuhi sepenuhnya.


China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

3 hari lalu

Pedagang menyiapkan makanan laut untuk dijual di Pasar Luar Tsukiji di Tokyo, Jepang, 12 Agustus 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

China akan "secara bertahap melanjutkan" impor makanan laut dari Jepang, menyusul pelepasan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima