TEMPO.CO, Jakarta -Analis mata uang dan komoditas, Lukman Leong mewanti-wanti agar investor menahan diri dari aktivitas menjual emas meski harganya tampak naik beberapa hari terakhir. Ia menilai, kenaikan harga emas tahun ini akan jauh melampaui ekspektasi.
“Belum (saatnya menjual), walau untuk jangka pendek harga emas terlihat mahal namun emas masih akan terus naik dalam jangka waktu panjang,” terangnya saat dihubungi Tempo, Senin, 16 September 2024.
Melihat kondisi pasar, hari ini harga emas PT Aneka Tambang atau Antam berada di angka Rp 1.443.0000 per gram, naik Rp 4.000 dari hari sebelumnya. Kenaikan harga emas ini melanjutkan tren sepekan terakhir.
Pada Jumat, lalu harga emas Rp 1.429. 000 per gram naik Rp 20 ribu dibanding harga emas Kamis. Sementara pada Sabtu kembali naik Rp 10.000.
Lukman melihat bahwa kenaikan yang terjadi sepanjang tahun ini memang cukup melampaui ekspetasi. Di mana, prediksi awal hanya berkisar di angka US$ 2300 per troy ounce.“Kemudian naik menjadi US$2500 dan terakhir berpotensi mencapai US$2700-2800,” paparnya.
Ia berpendapat kenaikan harga emas belakangan tak lepas dari meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga 50bps oleh The Fed pada pekan ini. Menurutnya, sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, suku bunga yang lebih rendah mendukung harga emas.
Selain itu, kenaikan harga emas selama ini terus didukung oleh kekhawatiran terhadap kondisi geopolitik yang memengaruhi kondisi geopolitik global. “Perang dan ketidakpastian ekonomi global permintaan (emas) bukan hanya dari bank-bak sentral, namun juga institusi dan perorangan,” jelasnya.
Pilihan editor: Erick Thohir Tunjuk Jeffry Haryadi P. Manullang Sebagai Dirut PT Asabri Gantikan Wahyu Suparyono