TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mempertanyakan maksud Kementerian Perhubungan (Menhub) yang membuka peluang gandeng asing untuk mengelola Bandara IKN. Pasalnya menurut Bhima masih banyak pengelola dalam negeri yang cenderung lebih siap.
Bhima mengatakan saat ini, penduduk di sekitar Ibu Kota Negara (IKN) masih belum terlalu banyak. Karena itu, jumlah penerbangan juga tidak akan masif. Sebagai ekonom ia ragu akan ada investor berminat untuk mengelola bandara tersebut.
"Karena jumlah penduduknya masih sedikit, ya untuk apa diserahkan pengelolaan kepada asing? Jadi IKN ini jadi tempat liberalisasi bisnis sebenarnya dibandingkan kepentingan nasional," ujarnya kepada Tempo Sabtu, 14 September 2024.
Selanjutnya, Bhima mengatakan rencana menggandeng investor asing tersebut bisa bertentangan dengan keamanan nasional. Pasalnya, IKN merupakan objek vital nasional yang nantinya memuat banyak informasi terkait jalur udara, barang dan orang yang keluar masuk bandara. Ia khawatir jika data-data tersebut bisa diketahui asing melalui pengelola Bandara IKN
"Itu kan data yang sangat sensitif sebenarnya, yang seharusnya memang untuk penggunaan ibukota negara," lanjutnya.
Karena itu, menurut Bhima sebaiknya pengelolaan Bandara IKN dipegang oleh Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Itu seharusnya memang dipegang langsung oleh pemerintah atau BUMN yang diberi penugasan mengelola," katanya.
Bhima membaca bahwa rencana pemerintah membuka peluang untuk gandeng investor asing ini disebabkan oleh karena kondisi anggaran pemerintah yang merosot. Untuk Anggaran 2025, sejumlah kementerian mengalami penurunan. Kementerian Perhubungan misalnya, mendapat alokasi sebesar Rp 31,45 triliun. Angka tersebut turun dari tahun 2024 yang sebesar Rp 43,47 Triliun.
"Dengan anggaran yang terlalu kecil tahun depan belum terlalu menarik untuk pelaku dalam negeri masuk ke dalam pengelolaan bandara," Pungkasnya.
Pilihan Editor: Ini Daftar Gurita Bisnis MNC Digital Entertainment Milik Hary Tanoe yang Baru Akuisisi Bisnis Raam Punjabi