TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan BMKG bahwa wilayah Indonesia menyimpan potensi gempa Megathrust yang bisa menyebabkan tsunami di sepanjang Samudera Hindia mulai dari Sumatera sampai Bali, mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Banyak warga masyarakat yang menganggap pernyataan itu menyebabkan ketakutan pada masyarakat. Padalah peringatan akan kemungkinan terjadinya bencana ini dimaksudkan agar pemerintah dan warga di sekitar wilayah potensi lebih siaga.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Weniza menjelaskan, megathrust tidak hanya menjadi isu nasional namun juga internasional, karenanya berbagai upaya mitigasi perlu dilakukan terutama memperkuat kesiapsiagaan masyarakat.
“Bicara panduan, pada tahun 2020 Indonesia telah melahirkan ISO 22328-3 dengan judul Guidline for Implementation of The Tsunami Warning System. Panduan ini sebagai instrumen praktis yang dapat diacu berbagai sektor khususnya pariwisata,” ujarnya seperti dikutip Antara, Selasa, 27 Agustus 2024.
Kepala Bidang Mitigasi Tsunami Samudra Hindia dan Pasifik BMKG, Suci Dewi Anugrah, menambahkan wilayah yang berpotensi gempa megathrust tidak hanya di Indonesia saja, namun negara lain seperti Jepang dan Hawaii juga menghadapi ancaman.
Itu sebabnya, kondisi ini harus disikapi dengan upaya mitigasi secara berkelanjutan yang meliputi pemahaman potensi bahaya yang bisa saja melanda hingga membangun kesiapsiagaan.
"Mulai dari identifikasi jumlah wisatawan hingga alur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu-rambu evakuasi yang jelas, terutama di tiap-tiap penginapan atau hotel," katanya.
Diharapkan seluruh pegawai hotel telah mendapatkan training dan sosialisasi serta simulasi bencana yang dilakukan secara rutin.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung perlunya mitigasi. Masyarakat perlu membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, seperti potensi gempa megathrust, yang dapat terjadi di mana saja termasuk destinasi wisata.
"Karena megathrust adalah fakta tetapi bagaimana kita bisa meminimalisir risiko yang mungkin terjadi,” ujar Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya di Jakarta, Selasa, 27 Mei 2024.
Salah satu yang berpotensi terdampak adalah wisata pantai, termasuk kawasan Carita, yang merupakan daya tarik wisata bagi wisatawan Jakarta dan Banten.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang Rahmat Zultika mengatakan, sampai saat ini pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah Banten masih terbilang kondusif.
Terkait adanya fenomena penurunan jumlah wisatawan di destinasi wisata Banten bukan disebabkan isu megathrust, tetapi karena memang belum masuk suasana musim libur sekolah.
“Kami bersama BMKG telah melakukan upaya mitigasi dan BMKG juga sudah memasang sistem deteksi dini di 22 titik. Kemudian kami memiliki tiga Early Warning System atau sistem peringatan dini yang dipasang di Tanjung Lesung dan Pantai Labuan,” ujarnya.
Kemenparekraf mencatat distribusi perjalanan wisatawan pada November 2023 menunjukkan bahwa Jakarta dan Banten menempati posisi lima besar sebagai provinsi asal distribusi perjalanan wisnus. Dengan masing-masing persentase sebesar 9,32 persen dan 7,65 persen.
Sementara secara keseluruhan pergerakan wisnus di Banten sampai dengan November 2023, BPS mencatat berjumlah 43.129.799 pergerakan.
Mitigasi Bencana Juga Perlu untuk Masyarakat Kota
Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) memperkuat kemampuan masyarakat perkotaan untuk menghadapi potensi bencana gempa zona megathrust melalui pelatihan teknik penyelamatan diri atau urban rescue.
Kepala Basarnas Kusworo saat ditemui di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa selain Jakarta dalam beberapa pekan ke depan Basarnas mengagendakan pelatihan urban rescue juga diselenggarakan di beberapa lokasi di Banyuwangi, Jawa Timur dan sekitarnya.
Kegiatan pelatihan urban rescue tersebut merupakan satu rangkaian setelah sepekan sebelumnya Basarnas menyelesaikan pelatihan kepada ratusan masyarakat di Pulau Nias, Sumatera Utara dan Yogyakarta.
"Kegiatan pelatihan ini akan di-running terus ke setiap kota, tentunya, ya kan, anggota kita tersebar di seluruh Indonesia. Mereka ada spesifikasi untuk itu," kata dia seusai membuka rapat Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) tingkat pusat.
Ia menjelaskan, pelatihan urban rescue untuk potensi bahaya gempa bumi adalah salah satu program prioritas di seluruh Kantor SAR Indonesia demi menciptakan ketahanan bencana nasional sebagaimana amanah konstitusi.
Pihaknya menilai hasil dari pelatihan dan masifnya sosialisasi membuat secara umum masyarakat perkotaan sudah tahu apa yang harus dilakukan saat gempa terjadi. Dicontohkan misalnya lekas keluar dari bangunan saat merasakan getaran, selalu berusaha lindungi kepala dan tetap tenang.
Kusworo pun mengakui kesadaran masyarakat untuk mengetahui upaya menjaga keselamatan diri dari potensi gempa meningkat atas respons dari gempa 7,1 magnitudo di perairan Megathrust Nankai Jepang beberapa waktu lalu, dan kekhawatiran terjadi kondisi yang sama pada zona megathrust Indonesia segmen Mentawai-Siberut dan Selat Sunda.
Oleh karena itu Basarnas akan lebih memperluas cakupan dan muatan pelatihan urban rescue dengan jumlah peserta dari masyarakat dan fokus materi yang detil seputar gempa bumi skala besar dari zona megathrust.
Pilihan Editor Ini Alasan Pemkab Bogor Tak Gusur Restoran Asep Stroberi di Kawasan Puncak