Ibrahim menambahkan, hal tersebut dapat dilihat dari nilai tukar rupiah yang tak terkontraksi terlalu dalam dan kembali menguat setelah sentimen global mulai mereda. Selain itu, secara domestik, pertumbuhan ekonomi hingga 5 persen dan tingkat inflasi sekitar 2 persen dalam jangka panjang menunjukkan ekonomi Indonesia mampu menopang dan menghadapi setiap gejolak yang ada.
Sementara merujuk data eksternal, Ibrahim menyampaikan, Ketua bank sentral AS The Federal Reserve Jerome Powell memberikan sinyal yang jelas bahwa pemotongan suku bunga AS yang telah lama diantisipasi akan terjadi bulan depan. Pada pidato utamanya di konferensi ekonomi tahunan Kansas City Fed di Jackson Hole, Wyoming, Powell mengatakan, "Sudah waktunya bagi kebijakan untuk menyesuaikan diri.”
Ini mengingat risiko kenaikan inflasi telah berkurang dan risiko penurunan lapangan kerja telah meningkat. Lebih lanjut, ujar Ibrahim, Powell mengatakan bahwa The Fed tengah melakukan segala yang mereka bisa untuk mendukung pasar tenaga kerja yang kuat saat mereka membuat kemajuan lebih lanjut menuju stabilitas harga. Dengan pengurangan kebijakan yang tepat, ada alasan kuat untuk berpikir bahwa ekonomi akan kembali ke inflasi 2 persen sambil mempertahankan pasar tenaga kerja yang kuat.
Ibrahim menuturkan, pelaku pasar pada hari Jumat terus bertaruh pada pemotongan suku bunga seperempat poin persentase pada pertemuan The Fed tanggal 17-18 September, dengan peluang sebesar 65 persen setelah pernyataan Powell. Namun, mereka memperkirakan peluang sekitar satu dari tiga untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin yang lebih besar, naik dari peluang sebelumnya yang sedikit lebih dari satu dari empat.
Keadaan geopolitik internasional juga masih menjadi sorotan. Menurut Ibrahim, laporan media internasional mengatakan, gencatan senjata Gaza masih sulit dicapai dalam pembicaraan Kairo. Laporan media menunjukkan bahwa pembicaraan antara Hamas dan Israel di Kairo tidak menghasilkan kesepakatan untuk gencatan senjata selama akhir pekan, mengurangi peluang de-eskalasi dalam perang yang telah berlangsung selama 10 bulan.
Pejabat AS mengatakan pembicaraan itu konstruktif, meskipun kurangnya kesepakatan yang jelas merusak komentar optimistis sebelumnya dari pejabat AS. Namun, pembicaraan akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang.
Pilihan Editor: Kemenlu akan Berkoordinasi dengan KBRI Myanmar dan Bangkok untuk Mengembalikan 11 Korban Online Scam ke Indonesia