TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat nilai ekspor di sektor ekonomi kreatif pada semester I 2024 naik 4,46 persen menjadi US$ 12,36 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Adyatama Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, menjelaskan nilai ekspor tersebut disumbang oleh fashion, kriya, dan kuliner. Dari tiga komoditas itu, Nia mengatakan negara tujuan utama ekspor yakni Amerika Serikat, Swiss, Jepang, Hong Kong, dan India.
“Untuk nilai tambah ekonomi kreatif secara target di semester I sudah 55,65 persen dari target tahun 2024. Dan peningkatan sektor ekspor kriya,fashion dan kuliner, capaian ini secara total sudah mencapai 44,89 persen dari target,” kata Nia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024.
Nia mengatakan pada tahun 2024 Kemenparekraf menargetkan penerimaan negara di sektor ekspor ekonomi kreatif sebesar US$ 27,53 miliar. Dia pun optimistis target tersebut bisa tercapai dengan terus mempromosikan pariwisata Indonesia di tingkat global.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga meyakini nilai tambah ekonomi kreatif bisa melampaui capaian 2023. Dia mengatakan pada 2023, nilai ekonomi kreatif dan pariwisata tercatat sebesar Rp 1.415 triliun.
"Nilai tambah ekonomi kreatif (tahun) 2023 telah menembus Rp 1.415 triliun, di atas target Rp 1.300 triliun. Tapi kita punya PR (pekerjaan rumah) di nilai ekspor ekonomi kreatif dimana ini peluangnya lebih besar sebetulnya," kata Sandiaga dikutip Antara, 1 Maret 2024.
Sandiaga mengatakan untuk meningkatkan nilai ekspor tersebut, Indonesia harus lepas dari ketergantungan negara tujuan ekspor selama ini seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Hong Kong. Menurut Sandiaga, sudah saatnya pasar ekspor ekonomi kreatif merambah negara di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Latin.
Pilihan Editor: Presiden Jokowi Akui Potong Jumlah Undangan HUT RI di IKN karena Kurang Hotel