Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo, Shinta Kamdani, berharap pemerintah, khususnya Bank Indonesia, Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan melakukan sejumlah langkah intervensi untuk mencegah kian jebloknya nilai tukar rupiah.
Menurut Shinta, intervensi harus dilakukan sesegera mungkin agar dampak pelemahan rupiah tak berlarut-larut dan akhirnya memicu kenaikan harga barang dan jasa.
Pada Senin ini, rupiah sedikit menguat ke angka Rp16.091 dari Rp16.118 per dolar sehari sebelumnya.
Shinta menilai pelemahan nilai tukar rupiah dapat berdampak kepada kondusifitas iklim usaha atau investasi di Indonesia. “Juga bisa memicu kenaikan inflasi biaya usaha serta inflasi harga pasar yang lebih tinggi daripada sebelumnya,” kata Shinta, Minggu, 14 April 2024.
Apindo, kata Shinta, terus memantau dengan ketat pelemahan tukar rupiah tersebut. Jika pemerintah dan berbagai pemangku kebijakan tak segera melakukan intervensi, pasar akan syok dan bisa terjadi capital flight besar-besaran dari pasar saham.
“Sehingga mengganggu keseimbangan current account dan semakin memperparah pelemahan nilai tukar,” ucap Shinta.
Ketua Apindo Karanganyar, Edy Darmawan khawatir dunia industri yang pada umumnya masih belum pulih makin memperpuruk kondisi perusahaan. "Kurs yang menyentuh Rp 16.000 per dolar AS tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan,” kata Edy.
Salah satunya, kata Edy, akan terlihat dari kinerja perusahaan yang sangat tergantung dengan bahan baku impor, seperti sektor tekstil, produk tekstil dan plastik. “Tentunya sangat terpukul. Apalagi kemarin teman-teman pengusaha harus membayar THR di tengah ketidakpastian perdagangan global maupun regional,” katanya.
Edy mengusulkan, selain kebijakan intervensi dengan instrumen moneter, pemerintah juga merumuskan kebijakan fiskal. Kebijakan itu, menurut dia, di antaranya bisa berupa pemberian insentif ke perusahaan yang sangat terdampak oleh jebloknya kurs rupiah.
Dampak Perang Iran - Israel
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pengamat perlu melihat apakah infrastruktur Israel cukup mengalami kerugian besar atau tidak, sehingga mengakibatkan kenaikan harga minyak dan emas. Jika dilihat pada situasi saat ini , banyak sekali serangan senjata diluncurkan oleh Iran tapi ditangkis oleh drone dan senjata Israel.
Dampak dari tensi politik yang tinggi di Timur Tengah mengakibatkan harga emas meluncur tinggi. "Kemungkinan besar untuk harga emas sendiri masih akan terus mengalami kenaikan," ucapnya.
Selain itu, minyak mentah dunia kemungkinan besar mendidih lebih tajam lagi. "Ini akan membuat kilang-kilang minyak di Timur Tengah sedikit berkurang dalam produksinya," kata Ibrahim.
AISYAH AMIRA WAKANG | DESTY LUTHFIANI | ANNISA FEBIOLA
Pilihan Editor Indonesia Peringkat Ketiga dalam Daftar Negara Asia Paling Kompetitif