Catur Sigit Nugroho, Ketua Tim Inklusi Disabilitas Kementerian Perhubungan, menjelaskan program Mudik Ramah Anak dan Disabilitas sudah berlangsung dari 2016, ketika itu jumlah pesertanya hanya tujuh orang karena masih uji coba dan persiapannya hanya seminggu.
Pada 2017, total ada 28 peserta yang terdiri dari 18 peserta tuna daksa dan 10 pendamping. Pada 2018, tercatat 64 peserta dan 189 peserta pada 2019. Program mudik gratis ini sempat terhenti pada 2020, 2021, dan 2022 karena pandemi Covid-19. Pada 2023, program sosial ini lanjut lagi yang diikuti 162 peserta.
Pada 2024, peserta Mudik Ramah Anak dan Disabilitas berjumlah 316 orang. Tempat tujuan mudik pun berbeda-beda, mulai dari Aceh, Padang, Pontianak, dan sekitar Pulau Jawa seperti Semarang, Jogja, Solo, Jember dan Nganjuk.
Adapun moda transportasi yang digunakan pun bervariatif, yakni ada yang mudik dengan kereta, menggunakan pesawat dan bus. Peserta mudik adalah penyandang disabilitas dan keluarganya sebagai pendamping, yang tinggal di wilayah Jabodetabek.
“Yang berhak ikut adalah yang tercantum dalam satu KK (kartu keluarga) dengan penyandang disabilitas. Misal, suami - istri penyandang disabilitas, maka anaknya diikutkan,” kata Catur.
Untuk proses mendaftar program ini pun dibuat gampang. Informasi disebar lewat Whats App Group komunitas-komunitas penyandang disabilitas dan mereka yang berminat tinggal mengisi link formulir yang disediakan.
Selanjutnya: Masih ada tantangan....