TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) menyelenggarakan diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD) soal keamanan siber. Diskusi tersebut merupakan bagian dari upaya penyusunan peta jalan pengembangan industri keamanan siber di Tanah Air.
Wakil Ketua Umum Bidang Komunikasi dan Informatika Firlie Ganinduto mengatakan langkah ini dilakukan guna menghadapi ancaman kejahatan siber yang terus berkembang.
"White paper (peta jalan) ini akan menjadi landasan implementasi blueprint pengembangan industri dan ekosistem keamanan siber yang digagas oleh Kadin Indonesia," ujar Firlie lewat keterangan tertulis pada Jumat, 1 Maret 2024.
Ia menyatakan Kadin berkomitmen dan mendukung penuh upaya pemerintah dalam memperkuat sistem keamanan siber. Karena itu, Kadin menggelar FGD untuk menampung masukan serta aspirasi dari pemerintah, sektor swasta, dan pihak terkait lainnya.
Menurut dia, FGD ini bertujuan memberikan gambaran menyeluruh mengenai kerangka regulasi keamanan siber di Indonesia. Serta memahami rencana pemerintah dalam mengembangkan ekosistem keamanan siber, dan mendapatkan wawasan dari industri mengenai ancaman keamanan siber terhadap infrastruktur penting.
Firlie menjelaskan, penetrasi internet yang meluas telah mengubah ekosistem digital di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Firlie merujuk pada catatan dari We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 185 juta orang per Januari 2024. Angka ini bertambah sekitar 1,5 juta orang atau naik 0,8 persen dibanding tahun sebelumnya pada Januari 2023.
Jumlah tersebut setara 66,5 persen dari total populasi Indonesia yang berjumlah 278,7 juta jiwa. Seiring dengan itu, menurut Firlie, lanskap keamanan siber juga menghadirkan skenario yang dinamis dan terus berkembang.
Selanjutnya: Berdasarkan laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)....