TEMPO.CO, Jakarta - Pada perdagangan Kamis, rupiah fluktuatif dan ditutup melemah di rentang Rp 15.600 sampai Rp 15.670. Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebanyak 19 poin, meskipun sebelumnya menguat 40 poin di level Rp 15.622, turun dari penutupan sebelumnya di Rp 15.603.
Menurut Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor pertama dari dalam negeri, menurut Ibrahim, kemenangan Prabowo Subiato dan Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) dalam quick count Pilpres 2024 menjadi pemicu utama pelemahan rupiah. Dukungan mayoritas partai pendukung pemerintah Joko Widodo atau Jokowi terhadap pasangan calon (Paslon) nomor urut 2 memperkuat prediksi kemenangan.
“Jauh-jauh hari sebelum pemungutan berlangsung, mayoritas lembaga survei telah mengungkap tanda-tanda kemenangan Prabowo-Gibran, bahkan untuk satu putaran,” ujar Ibrahim, melalui keterangannya pada Kamis, 15 Februari 2024.
Ibrahim menjelaskan, mayoritas lembaga survei menempatkan Prabowo-Gibran sebagai pemenang dengan persentase suara di atas 55 persen, sementara jarak suara dengan dua pesaingnya cukup signifikan.
Kemenangan ini, menurut Ibrahim, khususnya di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, tidak lepas dari peran Jokowi yang sangat populer di wilayah tersebut, dengan tingkat kepuasan publik terhadapnya cukup tinggi.
“Secara nasional approval rating (tingkat kepuasan) Jokowi berada di angka yang cukup tinggi di kisaran 79 persen versi Indikator Politik. Khusus di Jawa Tengah dan Jawa Timur, kepuasan publik terhadap Jokowi versi Indikator Politik mencapai 82,8 persen dan 88,3 persen,” imbuh Ibrahim.
Selanjutnya: Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan, faktor eksternal....