TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) pada pekan depan akan dipengaruhi oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS atau Fed Funds Rate (FFR). Menurut dia, pemangkasan FFR juga bergantung pada kondisi dan rilis data ekonomi AS terbaru.
“Jadi pergerakan rupiah vs dolar AS masih berkutat ke ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini,” ujar Ariston kepada Tempo, Sabtu, 10 Februari 2024.
Pada pekan ini, kata Ariston, rupiah bergerak menguat dipicu oleh pernyataan petinggi The Fed, Loretta Mester, yang menegaskan peluang besar pemangkasan suku bunga acuan AS pada tahun ini. Meski begitu, The Fed disebut tidak akan terburu-buru melakukannya.
“Padahal, di awal pekan, rupiah melemah karena rilis data ekonomi AS yang positif yaitu data tenaga kerja yang dirilis di pekan sebelumnya dan data PMI (Purchasing Managers Indeks) sektor jasa yang dirilis Senin malam,” tuturnya.
Menurut dia, pekan depan akan ada data inflasi konsumen AS yang dirilis pada Selasa malam dan data-data ekonomi AS lainnya. “Data AS terutama inflasi yang meninggi lagi bisa mengurangi ekspektasi pemangkasan dan mendorong pelemahan dolar AS dan sebaliknya,” katanya.
Selanjutnya: Selain itu, dari dalam negeri terdapat data neraca perdagangan....