Utang luar negeri swasta
Adapun utang luar negeri swasta tetap terkendali dan masih melanjutkan kontraksi pertumbuhan. Posisi utang luar negeri swasta pada akhir triwulan ketiga 2023 tercatat sebesar US$ 196 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 194,6 miliar.
Secara tahunan, utang luar negeri swasta kembali mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,8 persen YoY, melanjutkan kontraksi pada triwulan kedua 2023 sebesar 5,3 persen YoY. Kontraksi pertumbuhan utang luar negeri itu bersumber dari lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 3,5 persen YoY dan 3,9 persen YoY.
Berdasarkan sektor ekonomi, utang luar negeri swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik, gas, uap/ air panas, dan udara dingin. Serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,4 persen dari total utang luar negeri swasta.
“Utang luar negeri swasta juga tetap didominasi oleh utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,7 persen terhadap total utang luar negeri swasta,” kata BI seperti dikutip dari keterangan tertulisnya.
Secara keseluruhan, struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Utang luar negeri Indonesia pada triwulan ketiga 2023 tetap terkendali sebagaimana tecermin dari rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 28,9 persen, dari 29,3 persen pada triwulan sebelumnya.
“Serta didominasi oleh utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,6 persen dari total utang luar negeri,” tulis BI.
Dalam rangka menjaga agar struktur utang luar negeri tetap sehat, BI dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan utang luar negeri. Didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Peran utang luar negeri juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Caranya meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Pilihan Editor: Utang Pemerintah Hampir Tembus Rp 8.000 Triliun, Ekonom Ingatkan Hati-hati Belanja Fiskal