Sejak diresmikan Jokowi pada 2018 lalu, Bandar Udara atau Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat tergolong masih sepi peminat. Berdasarkan catatan Tempo, akhir 2019, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan persoalan utama pengoperasian Bandara Kertajati adalah belum tersedianya akses langsung yang menghubungkan antara Kota Bandung dan Kertajati.
“Saat ini akses yang menghubungkan Bandung dengan Kertajati, yaitu Jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan), belum selesai,” ujar Budi Karya di kantornya, Selasa, 14 Oktober 2019.
Meski begitu, aksesibilitas tampaknya bukan satu-satunya permasalahan mengapa bandara bertaraf internasional tersebut masih sepi pengunjung. Melansir dari Koran Tempo, seorang penumpang bernama Marzuki menyebutkan fasilitas yang tersedia di Bandara Kertajati belum tergolong lengkap.
Salah satunya adalah sinyal telepon yang masih susah didapatkan ketika berada di bandara. Selain itu, menurutnya, petunjuk arah juga perlu diperbanyak untuk memudahkan mobilitas pengunjung.
“Marka petunjuk arah kalau bisa diperbanyak,” kata Marzuki kepada Tempo.
Penumpang lain, Asep Syaefulah, juga bercerita soal rumitnya mencari angkutan darat dari Bandara Kertajati ke beberapa kota di Jawa Barat. Dia bergantung pada bus pengumpan yang bergerak ke arah Bandara Kertajati. Sayangnya, kata dia, tak banyak opsi jalur dan jadwal yang tersedia.
“Angkutan dari Kota Cirebon, Indramayu, Brebes, Tegal harus ada,” ucap Asep. Penambahan angkutan pendukung bandara itu dianggap semakin krusial menjelang pengalihan rute dari Bandara Husein Sastranegara.
RADEN PUTRI | TIM TEMPO
Pilihan Editor: Jokowi Santap Siang Bersama Anies, Prabowo, dan Ganjar di Istana Negara Hari Ini