Melansir dari laman bi.go.id, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan II 2023 turun dibanding dengan triwulan sebelumnya. Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan II 2023 tercatat sebesar US$ 396,3 miliar atau sekitar Rp 6.310 triliun dengan kurs Rp 15.923. angka ini turun dibandingkan dengan posisi ULN akhir triwulan I 2023 sebesar US$ 403,2 miliar atau Rp 6.420 triliun.
“Dukungan ULN tersebut mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,1% dari total ULN pemerintah); administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,0%); jasa pendidikan (16,8%); konstruksi (14,2%); serta jasa keuangan dan asuransi (10,1%),” tulis keterangan pada laman resmi Bank Indonesia tersebut.
Berbagai Permasalahan Infrastruktur
Warisan Jokowi yang bisa jadi beban capres selanjutnya adalah berbagai permasalahan infrastruktur. Mulai dari Kereta Cepat Jakarta Bandung yang akan memakan waktu lama untuk balik modal, tol trans Sumatra, korupsi di pembangunan tol MBZ, hingga Bandara Kertajati yang sepi.
Yusuf memperkirakan waktu balik modal dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Kereta Cepat Whoosh adalah 80 tahun.
Dia menjelaskan bahwa proyek tersebut menelan biaya hingga sekitar US$ 7,2 miliar atau Rp 110 triliun, dengan 75 persen pembiayaan berasal dari utang Cina dan 25 persen dari ekuitas konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PT PSBI).
Menurut Yusuf, total utang proyek ini mencapai sekitar Rp 79 triliun dan dengan asumsi terkena bunga 3,4 persen untuk 30 tahun. “Maka cicilan pokok dan bunga utang ke Ciina dapat mencapai Rp 225 miliar per bulan,” ujar dia saat dihubungi pada Senin, 16 Oktober 2023.
Dengan asumsi harga tiket Rp 300 ribu dan penumpang mencapai 30 ribu orang per hari tercapai, kata dia, pendapatan per bulan kereta cepat hanya Rp 270 miliar. Menurut Yusuf, dalam jangka pendek - menengah sulit bagi PT Kereta Cepat Indonesia China atau PT KCIC mendapat pemasukan selain dari tiket.
Karena pendapatan non-tiket membutuhkan investasi baru yang tidak kecil. “Menjadi sulit untuk memperkirakan berapa panjang proyek ini akan balik modal,” tutur Yusuf.
Namun, dia melanjutkan, perkiraan yang paling realistis untuk masa balik modal ini adalah masa konsesi yang diminta oleh konsorsium. Awalnya konsorsium meminta masa konsesi proyek selama 50 tahun, tapi terakhir meminta perpanjangan masa konsesi hingga 80 tahun.
“Maka perkiraan masa balik modal proyek ini menurut saya ada di kisaran 80 tahun,” ucap Yusuf.