TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan Xinyi Group bakal melanjutkan rencana investasinya di Rempang Eco City, Batam, Kepulauan Riau. Namun dia belum bisa memastikan rencana itu terealisasi, setelah konflik dengan masyarakat terjadi.
"Sedang saya atur strateginya. Apakah total selesai (pengosongan lahan) dulu baru mereka bisa membangun konstruksi, atau paralel," kata Bahlil ketika ditemui di Kantor Kementerian Investasi, Jumat, 20 Oktober 2023.
Bahlil juga mengatakan masih ada kemungkinan investasi terealisasi tahun ini. "Lebih cepat lebih baik. Tapi harus dengan cara yang baik," ujarnya.
Lebih lanjut, Bahlil mengklaim penggusuran warga Pulau Rempang dilakukan dengan cara baik-baik. Hak-hak untuk mereka juga diberikan. "Kami tarik aparat keamanan. Karena memang terjadi miskomunikasi di awal."
Adapun menurut Bahlil, saat ini sudah ada hampir 60 keluarga yang pindah. Sedangkan yang sudah mendaftar relokasi, kata dia, hampir 500 keluarga. "Dari 900 KK (kepala keluarga). Jadi, sudah 50 persen lebih yang bersedia digusur," ujarnya.
Diberitakan sebelumya, Pulau Rempang bakal dikembangkan menjadi Rempang Eco City, sebuah kawasan industri, perdagangan, hingga pariwisata terintegrasi itu bahkan sudah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan Rempang Eco City diluncurkan di Kemenko Perekonomian pada 12 April 2023. PT Makmur Elok Graha menjadi pengembang dengan nilai investasi sekitar Rp 381 triliun hingga 2080 mendatang.
Pada proyek tahap pertama, Makmur Elok Graha menggandeng Xinyi Group, investor asal China, yang bakal berinvestasi senilai US$ 11,6 miliar atau sekitar Rp 175 triliun. Bahlil berujar, ada 10 proyek yang bakal dieksekusi dari angka investasi tersebut.
Kesepuluh proyek itu, yakni pembangunan kawasan industri terintegrasi, pabrik pemrosesan pasir silika, industri soda abu, industri kaca panel surya, industri kaca float. Kemudian, pembangunan industri silikon industrial grade, industri polisilikon, industri pemrosesan kristal, industri sel dan modul surya, dan infrastruktur pendukung.
"Jadi, US$ 11,6 miliar itu bukan hanya pabrik kaca. Tapi (pabrik kaca) bagian yang akan kami bangun. Ini satu ekosistem besar," ucap Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Senin, 2 Oktober 2023.
Pilihan Editor: Reaksi Menteri Bahlil saat Dicecar DPR tentang Kasus Rempang