TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut terjadi penurunan omzet yang signifikan terhadap penjualan para pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta. Hal ini diungkapkan Teten usai melakukan sidak ke Pasar Tanah Abang pada Selasa, 19 September 2023.
"Tadi saya sudah keliling, saya juga sudah tanya penurunannya rata-rata di atas 50 persen," kata Teten usai lakukan sidak Blok A Pasar Tanah Abang.
Tak hanya itu, Teten juga menyebut bahwa penurunan yang dialami pedagang di pusat grosir terbesar di Asia Tenggara ini bisa berlangsung secara permanen. "Tadi saya diskusi dengan PD Pasar Jaya, memang ini terjadi penurunan dan kemungkinan bisa permanen penurunnya," ungkap Teten.
Menurutnya, penurunan omzet ini disebabkan karena pedagang tidak bisa bersaing dengan produk impor yang dijual dengan harga yang lebih murah. Padahal, para pedagang di Tanah Abang juga sudah melakukan transformasi dengan melakukan jualan secara online melalui platform e-commerce.
"Saya berkesimpulan produk yang dijual mereka tidak bisa bersaing karena ada produk-produk impor yang dijual yang harganya sangat murah sekali," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pedagang di Pasar Tanah Abang, Yuliarti (48) mengatakan bahwa penurunan omzet ini terjadi setelah Lebaran 2023. Penurunannya bahkan bisa mencapai 60 persen.
"Habis lebaran ke sini lah yang parahnya banget," kata Yuliarti saat ditemui di kiosnya di Blok A Pasar Tanah Abang.
Merespons hal ini, Teten menyebut pemerintah perlu melakukan pengaturan terhadap arus barang masuk ke Indonesia. "Apakah produk-produk barang consumer goods yang masuk ke Indonesia ini legal atau emang kita terlalu rendah menerapkan tarif bea masuk," ujarnya.
Pilihan Editor: Buntut Konflik Pulau Rempang, Pemerintah Diminta Buat Peta Kebijakan Investasi