“Peningkatan pertumbuhan dan pemerataan kontribusi ekonomi antar wilayah dapat didorong dengan peningkatan konektivitas melalui pengembangan sistem transportasi multimoda secara terintegrasi, baik transportasi laut maupun bagian daratnya,” tutur Setijadi.
Setijadi juga mengungkap penjelasan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartanto yang mengatakan Logistics Performance Index (LPI) Indonesia pada 2023 mengalami penurunan menjadi peringkat 61. Dari 8 komoditas pokok yang diperdagangkan, disparitas harga berkisar sekitar 1,5 hingga 4,5 kali lipat.
Sementara, utilisasi pelabuhan di kawasan timur Indonesia rata-rata kurang dari 50 persen akibat sarana-prasarana dan standar fasilitas pendukungnya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) triwulan II 2023 misalnya, distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) masih didominasi wilayah Jawa (57,27 persen) dan Sumatera (21,94 persen). Diikuti Kalimantan (8,32 persen), Sulawesi (7,13 persen), Bali & Nusa Tenggara (2,77 persen), serta Maluku & Papua (2,57persen).
“Pengembangan sistem logistik yang tangguh harus dilakukan secara sinergis, baik antar kementerian dan lembaga. Maupun antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta melibatkan para pelaku usaha,” ucap dia.
Selain itu, SCI juga kembali menyampaikan tiga rekomendasi perbaikan dan pengembangan sistem logistik Indonesia, yaitu revisi Perpres Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, pembentukan Undang-Undang Logistik, dan pembentukan lembaga permanen bidang logistik.
Pilihan Editor: Bos OJK: Bursa Karbon Diluncurkan Minggu Depan