“Ada penambahan biaya, sehingga diurut lagi prosesnya karena dari biaya itu sampai ke harga nanti akan mempengaruhi. Kita ingin harga minyak makan merah yang diproduksi oleh koperasi petani sawit ini selain minyak makan lebih sehat dan harganya lebih murah,” katanya.
Selain itu, pemerintah juga tengah menggodok Peraturan Presiden (Perpres) yang akan mengatur pembangunan pabrik minyak makan merah oleh koperasi sawit di berbagai provinsi lainnya.
“Nanti ada Perpres untuk seluruh (wilayah) di Indonesia. Ini Perpresnya masih dalam proses administrasi,” kata Teten.
Pabrik minyak makan merah didesain per 1.000 hektare perkebunan sawit akan dibangun satu pabrik di area yang tidak berjauhan, sehingga akan memangkas biaya logistik. Perihal produksi, dalam praktiknya dikhususkan untuk koperasi, serta tidak diizinkan untuk industri besar.
Harga minyak makan merah diperkirakan bakal dipasarkan dengan harga Rp9.000 per liter dengan mengikuti fluktuasi crude palm oil (CPO) dan tandan buah segar (TBS).
Pilihan editor: Menteri Teten Usulkan Credit Scoring untuk Pembiayaan UMKM, Begini Kata OJK