TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengaku sempat bingung ketika pertama kali menginjakkan kaki di destinasi kuliner tepi laut bernuansa Hawaii, Aloha Pantai Indah Kosambi (PIK 2). "Apakah ini di Hawaii atau Pantai Indah Kapuk," kata Erick saat memberikan sambutan dalam grand opening Aloha PIK 2 di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Selasa 8 Agustus 2023.
Erick takjub melihat konsep wisata kuliner Aloha tersebut. Ia mengaku sempat bingung dan tidak menyangka jika kawasan pantai tersebut masih di Indonesia. " Awalnya saya bingung dan baru sadar, ternyata ini masih di Indonesia setelah melihat tarian Nusantara dalam pembukaan grand opening yang menampilkan berbagai macam tarian tradisional salah satunya tari Bali," kata Erick.
Didampingi para petinggi Agung Sedayu Group, Erick Thohir meresmikan kawasan wisata kuliner ala pantai Hawaii sepanjang 4 kilometer tersebut. Erick juga menandatangani prasasti Aloha di kawasan itu.
Hadirnya Aloha, kata Erick, menjadi sebuah dorongan untuk bisa berkolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam meningkatkan industri kreatif dan pariwisata. Sebab, kata Erick, sampai saat ini Jakarta belum sampai pada potensi wisata yang diinginkan.
"Apalagi ke depan Ibu Kota akan pindah ke IKN yang artinya Jakarta sebagai kawasan dunia usaha dan pariwisata mempunyai kesempatan yang luar biasa. Ini yang kita dorong, kolaborasi antar pemerintah pusat daerah swasta dan BUMN juga mendukung," ujarnya.
Aloha yang berlokasi di Pantai Pasir Putih PIK 2 sepanjang 4 kilometer merupakan destinasi wisata baru untuk kuliner bernuansa tropis. Konsepnya seperti di Pantai Hawaii.
Founder dan CEO of Arkana Agung Sedayu Group Steven Kusumo mengatakan kawasan Pantai Indah Kapuk merupakan kawasan mandiri yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas mulai dari destinasi wisata dan kuliner, retail, komersial, perkantoran, residential dan CBD. " Kawasan ini akan menjadi destinasi wisata utama pilihan residen, wisatawan lokal maupun internasional," kata Steven.
Pilihan Editor: Kritik Kebijakan Jokowi, Faisal Basri Sebut 90 Persen Keuntungan Hilirisasi Nikel Mengalir ke Cina