TEMPO.CO, Jakarta - Bank investasi asal Swiss, Credit Suisse, berada di ambang krisis. Ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance atau Indef, M Rizal Taufikurahman, menyebut perbankan yang relatif kecil dan bank digital perlu waspada.
Rizal mengatakan sentimen market global tentu akan berimbas kepada sentimen market Indonesia, apalagi hubungan Credit Suisse di Singapura akan lebih banyak berdampak terhadap perbankan Indonesia.
Baca Juga:
"Efek sistemik bank di level global akan sangat mempengaruhi portofolio investasi Credit Suisse, terutama perbankan yang berhubungan langsung selama ini. Hanya saja di Indonesia relatif aman, terutama empat bank besar yang sudah well known," kata Rizal melalui keterangan tertulis, Senin, 20 Maret 2023.
Namun, Rizal tak menyebut empat bank besar yang dimaksud. Lebih lanjut dia mengatakan, keempat perbankan tersebut dari sisi laporan tahunan untuk rasio likuiditasnya di pinjaman terbilang sehat. Bahkan, kata dia, di laporan keuangan tahun ini semua bank besar membagi dividennya 4 sampai 5 persen.
"Tetapi perlu diwaspadai untuk perbankan yang relatif kecil, terutama aspek risiko. Termasuk bank digital," tutur Rizal.
Rizal mengungkapkan, salah satunya risikonya terkait dengan investasi middle scale, seperti investasi startup yang selama ini sedang turun.
Selanjutnya: Risiko investasi dan juga....